Dark/Light Mode

BPJS Kesehatan Rogoh Rp 10 Triliun

Menkes Ajak Anak Muda Hindari Rokok

Kamis, 6 Juni 2024 07:25 WIB
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin. (Foto: Kemenkes)
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin. (Foto: Kemenkes)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin menyatakan, Indonesia rugi triliunan rupiah lantaran banyaknya perokok aktif. Dia mengajak masyarakat, khususnya anak muda, untuk menghindari rokok.

Budi mengungkapkan, beban kesehatan yang ditanggung negara karena penyakit akibat rokok, memiliki nilai yang jauh lebih besar daripada pendapatan yang diperoleh Bea Cukai. Salah satunya, kata dia, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) yang disebabkan oleh polusi asap rokok.

“PPOK waktu polusi kemarin, itu di atas Rp 10 triliun. Itu yang tercatat di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, ya, belum yang di luar BPJS-nya,” ujar Budi di Jakarta, Selasa (4/6/2024).

Baca juga : DPRD: Jangan Terapkan Hukum Denda Dulu Deh

Lebih lanjut, dia menegaskan, rokok konvensional maupun elektrik, merupakan salah satu penyebab penyakit paru di Indonesia. Karenanya, dia mengajak para pemuda Indonesia agar menjadikan hidup tanpa rokok sebagai gaya hidup atau lifestyle baru.

“Salah satu penyebab terbe­sar penyakit paru, ya rokok. Itu belum hitung yang kanker paru, yang menjadi pembunuh nomor satu untuk kanker. Itu (jumlahnya) besar dan masih banyak yang undetected (tidak terdeteksi). Jadi, dia meninggal kita nggak tahu meninggalnya gara-gara apa, padahal gara-gara kanker,” jelas Budi.

Dia menambahkan, regulasi kebijakan tanpa merokok akan lebih efektif bila dibarengi dengan pendekatan atau pem­biasaan gaya hidup. Menurut dia, pihaknya juga munculnya budaya atau gaya hidup minum kopi tanpa gula, sebagai upaya menekan prevalensi diabetes di Indonesia.

Baca juga : Indo­nesia Vs Irak, Wajib Menang

“Industri tembakau mem­bangun gaya hidup di tengah masyarakat, seolah-olah orang yang merokok terlihat keren, dan kini menjadi gaya hidup banyak orang di Indonesia. Karenanya, kita menggunakan pendekatan yang sama, supaya anak muda melihat merokok is not cool, nggak gaya, bukan zamannya,” tutur Budi.

Ketua Umum Indonesian Youth Council for Tactical Changes (IYCTC), Manik Marganamahendra mengatakan, sejumlah pegiat anti rokok telah meluncurkan kampanye Save Our Surroundings atau SOS. Kampanye itu bertujuan mem­peringatkan bahaya rokok ter­hadap kesehatan, ekonomi, dan lingkungan.

“Sebagai gerakan inisiatif anak muda, SOS mengingatkan masyarakat. Gerakan ini men­gusung slogan, ‘Lindungi Kini dan Nanti’, karena rokok adalah masalah intergenerasi. Rokok bukan hanya merugikan orang-orang yang sakit hari ini, tapi generasi masa depan manusia Indonesia,” ujarnya.

Baca juga : Sinner Kudeta Kursi Djoker

Project Lead for Tobacco Control, Center For Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), Beladenta Amalia menambahkan, kam­panye SOS juga menunjukkan kedaruratan angka perokok usia anak, yang sudah sangat tinggi. Sebab, banyaknanak Indonesia yang mencoba merokok sejak dini.

“Berdasarkan hasil penelitian, anak-anak mengkonsumsi ro­kok batangan karena harganya sangat murah. Ini menandakan, upaya pemerintah dalam men­gendalikan harga rokok belum efektif,” cetusnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.