Dark/Light Mode

Pilih Bos BUMN

Erick Tahan Banting

Rabu, 27 November 2019 08:21 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: IG@erickthohir)
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: IG@erickthohir)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri BUMN, Erick Thohir sedang menggarap proyek besar dan penting: memilih dan memilah orang-orang hebat, berkualitas dan berintegritas yang akan memimpin BUMN. Mungkin, ada banyak yang ikut ngerecokin, dan menggoda Erick. Tapi, Erick diyakini tahan banting atas semua gangguan yang datang.

Setelah Pertamina, Inalum, dan BTN, Erick masih akan merombak jajaran bos di beberapa BUMN besar. Di antaranya, PLN, Garuda Indonesia, Bank Mandiri, dan Perum Perindo. Setelah itu, perombakan dilanjutkan ke BUMN menengah.

“Kita mengevaluasi BUMN-BUMN lain. Setelah lima yang besar, mau Garuda dan lain-lain, kita evaluasi semua,” ujar Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, di Kementerian BUMN, kemarin.

Beberapa nama mantan menteri di gadang-gadang masuk bursa calon bos di perusahaan-perusahaan pelat merah itu. Di antaranya, eks Menteri ESDM, Ignasius Jonan; mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti; dan mantan Menkominfo, Rudiantara.

Jonan disebut-sebut akan ditempatkan sebagai komisaris Garuda. Susi dikabarkan akan menjadi komisaris Perum Perikanan Indonesia (Perindo). Sedangkan Rudiantara bakal memimpin PLN. Soal nama-nama ini, Arya tak membenarkan, juga tak membantah. “Nanti lihat saja, masih belum diketahui,” tuturnya.

Baca juga : Belum Jadi Bos BUMN Sudah Dikerjain, Ahok Banyak Musuhnya

Ini baru akan dipastikan setelah Erick kembali dari Korea Selatan pada 29 November nanti. Arya hanya membenarkan, Kementerian BUMN telah mengirimkan tiga nama kepada Presiden Jokowi, termasuk Rudiantara. “Pasti sesuai aturan. Ada proses itu, termasuk beberapa nama yang kita usulkan kepada presiden. Kita lihat saja nanti, kita lihat, pasti kalau beliau jadi pasti nama beliau ada di situ,” tandasnya.

Sebelumnya, Erick memang menyatakan ingin menunjuk orang-orang yang bisa menangani sekaligus mengawasi 142 perusahaan milik negara. Untuk mengelola aset sebesar Rp 8.200 triliun itu, Erick perlu teamwork yang kompak, yang diisi dengan orang-orang yang bukan hanya cerdas, tetapi juga berakhlak baik. Artinya, memiliki integritas tinggi dan komitmen yang kuat.

Erick pun konsisten dengan sikap teguh mencari orang berintegritas, meski dalam proses seleksi bos BUMN itu direcoki sejumlah pihak. Misalnya, saat memilih Ahok menjadi komut Pertamina. Banyak yang merecoki.

Fadli Zon, salah satunya. Sampai kemarin, dia masih saja memprotes pengangkatan Ahok. Protes itu disampaikan Fadli saat ditanyai wartawan mengenai masuknya nama Jonan dan Rudiantara dalam bursa bos BUMN. Awalnya, Fadli fokus menjawab pertanyaan itu.

“Ya kalau seperti Pak Jonan atau Rudiantara saya kira wajar ya, mereka orang-orang profesional,” ujar Waketum Gerindra ini, di Gedung DPR, kemarin.

Baca juga : Polisi London Usut Serangan Atas Menteri Hong Kong

Setelah itu, dia mengalihkan pembicaraan ke Ahok. Dia bilang, Ahok sebagai sosok bermasalah dan kerap menimbulkan kegaduhan. Fadli juga mengungkit kasus yang sempat menyeret nama Ahok. Yakni, kasus Sumber Waras. Kata dia, dengan kondisi itu, harusnya Erick tak menunjuk Ahok. “Harusnya cari yang memang orang terbaik gitu, creme de la creme (yang terbaik dari yang terbaik), untuk memperbaiki BUMN kita,” tegasnya.

Kritik juga datang dari Rizal Ramli. Menurut dia, masuknya Ahok sebagai pejabat perusahaan BUMN hanya akan menambah masalah baru. “Saya bingung Pak Jokowi cari masalah baru,” kata Rizal.

Mantan Sekretaris BUMN, Said Didu, juga sempat keberatan dengan keputusan Erick mengangkat Ahok. Namun, belakangan, dia mengendur. “Tentang Ahok itu adalah hal biasa, kalau tidak kontroversial bukan Ahok namanya. Jadi biasa saja,” ujarnya. Kemudian, dia malah memuji Erick yang mengubah proses pemilihan komisaris dan direksi BUMN, terutama komisaris menjadi secara terbuka sebelum yang bersangkutan diangkat.

“Pada Kementerian BUMN, saya angkat jempol,” ucap eks Sekretaris Kementerian BUMN ini. Cara ini, dinilai Said sangat bagus untuk memilih orang-orang terbaik di BUMN. “Gebrakan Erick Thohir saya katakan ini ba gus dan perlu dilanjutkan,” puji dia lagi.

Menurutnya, keterbukaan Menteri BUMN itu memudahkan masyarakat ikut mengawasi kinerja Ahok dan kawan-kawannya. Akan terjadi fit and proper test yang sebenarnya oleh publik. “Seluruh publik mengawasi karena semua unek-unek terhadap sudah dikeluarkan baik yang pro atau yang kontra,” tuturnya.

Baca juga : Ahok Jadi Bos BUMN, Sudah Ada Tim Ahli Yang Menelitinya

Said Didu pun mengimbau publik tak terlalu terbawa pada kontroversi yang beredar. “Kontroversi itu kita ambil baiknya. Yang pro Ahok jangan terlalu memuji, yang anti-Ahok juga jangan terlalu marah-marah,” imbaunya.

Sikap Erick yang konsisten tadi menuai pujian dari pengamat BUMN, Toto Pranoto. Kata dia, konsistensi Erick bisa menciptakan the dream team alias tim impian.

Guru Besar Politik UI Prof. Budyatna juga memuji Erick. “Erick tahan banting, sikapnya teguh, mencari orang berintegritas. Dia konsisten meski direcokin terus oleh pihak-pihak luar, dan mungkin juga internal BUMN itu sendiri,” tuturnya, semalam.

Sementara, Direktur Riset Center of Reform on Economics, Piter Abdullah punya pendapat lain. Dia melihat, Erick sangat fokus benahi BUMN. “Pak Erick mungkin nggak sempat dengerin atau baca komentar mereka yang nyinyir. Sebaiknya memang begitu, Pak Erick fokus saja dengan programnya,” tuturnya. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.