Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Turun Rp 11.000, Harga Emas Dibanderol Rp 1.343.000 Per Gram
- Akhir Pekan, Rupiah Melemah Ke Rp 15.985 Per Dolar AS
- Indra Karya Jempolin Manfaat Bendungan Multifungsi Ameroro Di Sulteng
- Pertamina EP Pertahankan Kinerja Positif Keuangan Tahun Buku 2023
- PGN Saka Kantongi Perpanjangan Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas
Jumpa 36 Pegiat Medsos, Airlangga Jelaskan A-Z Strategi Pemerintah di Bidang Ekonomi
Selasa, 24 Desember 2019 12:08 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bicara panjang lebar dengan 36 pegiat media sosial (medsos), Kamis (19/12) di kantornya.
Airlangga bicara soal refleksi perekonomian tahun 2019, outlook perekonomian tahun 2020, dan strategi kebijakan pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi.
"Dari sisi penguatan neraca perdagangan, ada dua hal penting yang harus dilakukan. Yakni peningkatan ekspor dan pengurangan ketergantungan impor," ujar Airlangga.
Baca juga : Prabowo Endus Ada Kekuatan Yang Suka Mengadu Domba
Selanjutnya, dari sisi penguatan permintaan domestik, pemerintah akan fokus pada peningkatan konsumsi masyarakat, konsumsi pemerintah, investasi.
Selain itu, pemerintah juga berkomitmen melakukan transformasi struktural melalui revitalisasi iandustri pengolahan, transformasi sektor jasa, transformasi pertanian, pembangunan infrastruktur berkelanjutan, dan hilirisasi pertambangan.
Airlangga pun menggarisbawahi, selain merawat fundamental ekonomi agar tetap sehat, pemerintah juga akan terus menjaga sentimen.
Baca juga : Tous Les Jours Tingkatkan Kemandirian Ekonomi
“Adanya Omnibus Law, diharapkan dapat mendorong sentimen positif. Kita akan memudahkan orang berbisnis dan berusaha, tanpa mendikotomikan persoalan lingkungan yang berkelanjutan,” terang Airlangga.
Diakui, ekonomi global masih diliputi ketidakpastian. Sumbernya antara lain dari perang dagang antara AS dan China, fluktuasi harga komoditas, meningkatnya ketegangan geopolitik di sejumlah negara berdampak pada penurunan kinerja ekspor, pelemahan aktivitas manufaktur, dan perlambatan arus investasi.
"Yang paling hangat adalah pemakzulan Presiden AS Donald Trump oleh DPR AS. Ini makin menambah ketidakpastian ekonomi global," tambah Airlangga.
Namun, dalam situasi yang tidak menentu ini, posisi Indonesia dan ASEAN justru menjadi penting. Saat ini, kawasan yang paling stabil di dunia adalah ASEAN, dan menjadi satu-satunya wilayah dengan pertumbuhan di atas pertumbuhan ekonomi dunia.
Baca juga : Pemerintah Serius Amankan Natal
Indonesia juga tercatat sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di antara negara G20 pada Triwulan III 2019, dengan capaian 5,02 persen.
Indonesia hanya kalah dari China, yang tumbuh 6 persen. Sementara India, turun tajam ke tingkat 4,55 persen.
“Jadi, posisi Indonesia dalam peta dunia sangat dilihat. Kita harus memanfaatkan momentum ini. Kalau kita membuat kebijakan yang tepat, investor akan ramai ke Indonesia,” pungkasnya. [HES]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya