Dark/Light Mode

Buktikan Kedaulatan Negara

Menkopolhukam Kerahkan Ratusan Nelayan Ke Natuna

Kamis, 9 Januari 2020 10:44 WIB
Menko Polhukam Mahfuf MD (ketiga kiri). (Foto: Kemenko Polhukam)
Menko Polhukam Mahfuf MD (ketiga kiri). (Foto: Kemenko Polhukam)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah terus unjuk gigi menunjukkan perairan Natuna Utara bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Hari ini rencananya, Kementerian Politik Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam) akan mengirim ratusan nelayan ke wilayah tersebut.

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebutkan sebanyak 470 nelayan dan sejumlah kapal ikan yang akan dikirim ke perairan Natuna Utara. Langkah ini dilakukan sebagai bukti bahwa Natuna Utara bukan wilayah China.

“Besok (hari ini-red) saya akan mengerahkan nelayan-nelayan. Sudah ada 470 nelayan dengan kapalnya mendaftar mau ke sana untuk meramaikan Natuna untuk membuktikan bahwa itu milik kita,” kata Mahfud, di Jakarta, kemarin.

Mahfud menjelaskan, 470 nelayan tersebut berasal dari wilayah Jawa. Selain dari Jawa, nelayan dari daerah lain, seperti Makassar hingga Maluku juga sudah mengajukan diri untuk bisa bergabung di Natuna Utara.

Baca juga : Nelayan Antre Siap Ramaikan Natuna

Mahfud enggan menjabarkan fasilitas yang diberikan pemerintah kepada nelayan yang melaut ke Natuna Utara. Sebab hal itu masih dalam pembicaraan. Mahfud juga enggan menyampaikan mengenai operasional biaya pengerahan nelayan itu.

“Pokoknya itu akan jalan. Biaya dan sebagainya sedang dibahas. Yang penting idenya dulu, kalau itunya nanti kan gampang,” ujarnya.

Dia menjelaskan, kehadiran nelayan sangat penting. Karena, Indonesia perlu membuktikan secara de facto, memang dikelola Indonesia.

“Satu daerah kosong, kalau dibiarin, didudukin orang lamalama ada klaim, de facto. De facto-nya kami di sini. Sekarang kita yang de facto gitu ya,” jelas Mahfud.

Selain nelayan itu, Mahfud menyampaikan, TNI juga melakukan penguatan di wilayah Natuna, salah satunya dengan mengirim empat pesawat tempur F16.

Baca juga : Tangani Banjir Jabodetabek, Muhammadiyah Kerahkan Kekuatan Penuh

Hal itu juga untuk menunjukkan kepada China bahwa perairan Natuna Utara merupakan kedaulatan Indonesia.

Sementara, Wakil Pre siden Ma’ruf Amin mengatakan, pemerintah berencana menyiap kan infrastruktur penunjang bagi nelayan yang melaut di perairan Natuna.

Dengan demikian, diharapkan, infrastruktur penunjang, perairan Natuna akan dipenuhi nelayan Indonesia sehingga kapal-kapal China tidak lagi mencuri ikan di sana.

“Karena tidak mungkin kita tangkap ikan tanpa fasilitas penunjangnya. Itu jadi satu yang sedang dipikirkan, sebenarnya sebelum ini juga sudah ada. Itu istilahnya program penanganan ikan tangkap di daerah-daerah laut dalam dan laut jauh,” kata Ma’ruf.

Dia menuturkan, untuk bisa melaut di Natuna, nelayan membutuhkan kapal yang memadai. Oleh sebab itu pemerintah harus hadir membantu. Selain itu, para nelayan juga masih butuh dikawal oleh Badan Keamanan Laut (Bakamla) dalam waktu dekat lantaran dikhawatirkan masih ada kapal-kapal China yang dikawal coast guard mereka di sana.

Baca juga : Menko Polhukam Rombak Sistem Pengamanan Laut

Ma’ruf mengatakan, saat ini Bakamla dan TNI melakukan patroli intensif di perairan Natuna agar ke depannya nelayan Indonesia bisa melaut dengan aman di sana.

“Sekarang kita sudah lakukan pengawalan baik di laut maupun udara. Bukan karena kita memprovokasi tapi kita menganggap itu penting, karena itu wilayah kita,” lanjutnya.

Seperti diketahui, di perairan Natuna dalam beberapa hari terakhir memanas setelah kapal pencari ikan dan coast guard milik China berlayar di kawasan tersebut.

Padahal, perairan Natuna berdasarkan Konvensi United Nations Convention on The Law of The Sea (UNCLOS) 1982 masuk dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.

Pemerintah Indonesia mencoba jalur diplomasi untuk menyelesaikan masalah ini dengan melayangkan nota protes terhadap China melalui duta besar yang ada di Jakarta. [DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.