Dark/Light Mode

Bilang 9 Juta Orang Percaya Hoaks Dirinya PKI

Jokowi: Makanan Saya Sehari-hari Dicaci Maki

Minggu, 27 Januari 2019 06:35 WIB
Akrab: Presiden Jokowi bersama Menteri BUMN Rini Soemarno, Seskab Pramono Anung, Gubernur Jakarta Anies Baswedan, dan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi makan siang bersama usai menghadiri sejumlah kegiatan di Jakarta, Sabtu (26/1). (Foto: Randy Tri Kurniawan/Rakyat Merdeka) KURNIAWANURNIAWAN
Akrab: Presiden Jokowi bersama Menteri BUMN Rini Soemarno, Seskab Pramono Anung, Gubernur Jakarta Anies Baswedan, dan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi makan siang bersama usai menghadiri sejumlah kegiatan di Jakarta, Sabtu (26/1). (Foto: Randy Tri Kurniawan/Rakyat Merdeka) KURNIAWANURNIAWAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi tak ada capeknya membantah tudingan keterlibatannya dengan PKI. Jokowi mengaku sedih masih ada yang menyerang dirinya PKI. Lebih sedih lagi, karena ada 9 juta orang yang percaya hoaks jahat seperti ini.

Hal ini diutarakan Jokowi saat berbicara di acara pembagian sertipikat tanah di Lapangan Bola Arcici Rawasari, Kecamatan Cempaka Putih Jakarta Pusat, Sabtu (26/1). Ikut mendampingi Jokowi: Gubernur Jakarta Anies Baswedan, Menteri Agraria & Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, serta Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi.

Di hadapan 3 ribu warga penerima sertipikat, awalnya Jokowi mengungkapkan kejengkelannya terhadap beragam fitnah, hoaks, hingga ujaran kebencian yang beredar di masyarakat pada tahun politik ini.

Baca juga : Jokowi: Jangan Pesimis

Mantan Gubernur DKI ini pun mencontohkan dirinya yang kerap diserang isu PKI. "Coba dilihat, saya sudah empat tahun diam enggak pernah bicara, tapi ada saja yang percaya Presiden itu PKI. Survei terakhir, ada sembilan juta yang percaya mengenai ini," keluh Jokowi.

Jokowi kembali menegaskan, PKI dibubarkan sekitar tahun 1965-1966. Sedangkan dia lahir sekitar tahun 1961. "Saya waktu itu masih balita. Masa ada PKI balita," selorohnya disambut tawa hadirin. Jokowi kemudian menunjukkan gambar saat Ketua PKI DN Aidit berpidato di suatu panggung. Di dalam foto yang sudah diedit itu, Jokowi berada di dekat DN Aidit. "Saya cek ini pidato tahun berapa sih? Tahun 55. Saya lahir saja belum, kok sudah ada di dekatnya ini," keluhnya.

Jokowi menyebut, harus mengklarifikasi tudingan soal PKI. Jika tidak, jumlah orang yang percaya isu itu bakal semakin banyak. "Masyarakat kita pintar dan cerdas kok, percaya. Oleh sebab itu, saya ngomong. Kalau saya nggak ngomong nanti dari 9 juta yang percaya, nambah jadi 12 juta," imbuh Jokowi sambil tertawa.

Baca juga : Jokowi Memaafkan, Jokowi Tidak Nabok

Jumlah 9 juta ini, kata Presiden, merupakan temuan sebuah lembaga survei. Dia pun menyebut tudingan itu merupakan fitnah keji dan kurang ajar. Jokowi meminta semua pihak berpolitik secara santun dan beretika, sesuai jati diri bangsa Indonesia yang selama ini dikenal berbudi pekerti dan ramah tamah. "Makanan saya sehari-hari dihina, dicela, dicaci maki. Apa nggak ada kata-kata yang lebih baik?" tuturnya.

Selain meluruskan isu PKI, Jokowi juga mengeluhkan kerap disebut anti-Islam. Padahal, menurut Jokowi, sikapnya jelas pro kepada Islam. Katanya Jokowi anti ulama, anti Islam. "Padahal tiap hari saya masuk ke Pondok Pesantren. Hari Santri saya yang tanda tangan Keppresnya. Di mana logikanya?" tanya Jokowi.

Dalam kesempatan itu, dia juga menyinggung pentingnya persatuan dan kerukunan jelang Pemilu dan Pilpres 2019. Jokowi mengingatkan, orang boleh berbeda dalam pilihan politik. Namun, harus tetap rukun. Jokowi mengaku pernah melihat tetangga antar kampung tak saling bicara, karena berbeda pilihan politik. "Loh, loh, jangan diteruskan. Modal kita persatuan, kerukunan. Hati-hati, pemilihan setiap 5 tahun ada terus. Lucu banget, kalau nggak saling omong sama tetangga karena beda pilihan," papar Jokowi.

Baca juga : Bangun Pagi, Jokowi Sarapan Harga Sembako

Dia mengingatkan masyarakat untuk mempelajari rekam jejak, prestasi, pengalaman memerintah, program, ide dan gagasan kandidat. "Beda pilihan ya nggak apa-apa. Tetangga pilih yang ganteng gak apa-apa, wong senengnya. Tapi, untuk kelola daerah, negara, mesti lihat prestasi, ide, gagasan apa," pesan Jokowi.

Sebelum acara ini, Jokowi sudah berkali-kali mengklarifikasi tudingan PKI yang dialamatkan kepadanya. Contohnya, saat membagikan 40.172 ribu sertipikat untuk masyarakat Kota Tangerang Selatan, Jumat (25/1). Sebelumnya, saat membagikan sertipikat tanah di Cengkareng, Jakarta Barat, 9 Januari lalu, Presiden juga mengklarifikasi hal serupa. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.