Dark/Light Mode

RI Butuh Investasi Besar Untuk Bangun 60 Bendungan

Selasa, 25 Februari 2020 14:50 WIB
Endra S Atmawidjaja
Endra S Atmawidjaja

RM.id  Rakyat Merdeka - Pembangunan 60 proyek bendungan di Tanah Air akan rampung dikerjakan hingga tahun 2024. 

Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR, Endra S Atmawidjaja mengungkapkan, dari rencana strategis PUPR terdapat 61 Proyek Strategis Nasional (PSN) yang bisa dieksekusi untuk bendungan. 

Sementara itu, dari 61 proyek itu, pada 2019 sudah ada 16 bendungan yang selesai. "Untuk Kabinet Indonesia Maju ini tambahannya hanya 15. Jadi totalnya 60,  dan dari 60 yang akan selesai tahun ini ada delapan. Nanti secara bertahap sampai 2024 semua selesai," kata Endra usai rapat bersama dengan tiga menteri Jokowi tentang Over Dimension Over Loading (ODOL), di Jakarta Senin (24/02).

Endra mengatakan, proyek bendungan membutuhkan investasi besar. Apalagi, semakin lama memulai pembangunannya, nilai investasi juga semakin naik.

"Bendungan infrastruktur mahal. Jadi makin ke sini kalau kita tidak bangun makin mahal. Bayangkan dulu yang awal masih di bawah Rp1 triliun, bendungan sekarang kalau di atas 10 juta meter kubik di atas Rp1 triliun. Semua tergantung kondisi tanah, geologi, materialnya ada atau tidak," ujarnya.

Endra menekankan, pengadaan lahan menjadi hal penting. Saat ini, juga digunakan skema melalui Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) untuk pendanaan pengadaan lahan."Kontraktor butuh jaminan area kerja tersedia, mulai jalam akses," jelasnya.

Baca juga : KBRI Senegal Pantau Investasi Indonesia Bangun Gedung Tertinggi Afrika

Dia mengungkapkan, proyek sumber daya air (SDA) dan jalan tol menjadi mayoritas dalam PSN dari Kementerian PUPR hingga 2019. "Kalau sekarang, masih di dua itu juga, SDA dan jalan tol," ungkapnya.

Melalui Ditjen SDA, rencananya akan dilakukan penyelesaian pembangunan bendungan baru di sejumlah provinsi lumbung pangan nasional untuk mendukung ketahanan air dan pangan nasional.

Sebelumnya, Kementerian PUPR menargetkan, delapan bendungan yang menjadi PSN pemerintah akan rampung pada tahun 2020.

Adapun delapan bendungan tersebut yaitu Bendungan Paselloreng di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Bendungan Ladongi Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Bendungan Tapin Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).

Kemudian, Bendungan Way Sekampung Provinsi Lampung, Bendungan Kuningan Provinsi Jawa Barat, dan tiga bendungan di Provinsi Jawa Timur yakni Bendungan Bendo di Ponorogo, Bendungan Tukul di Pacitan dan Bendungan Gongseng di Bojonegoro.

Jika telah rampung, delapan bendungan tersebut akan menambah jumlah tampungan air sebesar 408,89 juta meter kubik.

Baca juga : Jokowi Akan Tingkatkan Kerja Sama Perdagangan

Adapun bendungan pertama yang telah rampung 100 persen konstruksinya, yakni Bendungan Paselloreng. Bendungan ini memiliki luas genangan 1.892 hektare dengan kapasitas tampung 138 juta meter kubik untuk mengairi 8.510 hektare sawah. Pembangunannya dikerjakan oleh PT. Wijaya Karya-PT. Bumi Karsa, KSO (Kerjasama Operasi) dengan biaya Rp753,4 miliar.

Tiga bendungan lainnya yang juga akan rampung pada 2020 berada di Provinsi Jawa Timur yakni, Bendungan Tukul, Bendungan Bendo dan dan Bendungan Gongseng.

Progres fisik Bendungan Tukul dengan daya tampung 8.68 juta meter kubik untuk untuk menyuplai irigasi seluas 600 hektare dan air baku 300 liter per detik sudah 76,2 persen. 

Pembangunan bendungan Tukul dimulai pada 2013 hingga 2020 dengan kontraktor PT Brantas Abipraya sebesar Rp904 miliar.

Selain itu, Bendungan Gongseng yang dibangun mulai 2013 hingga 2020 memiliki kapasitas tampungan 22,43 juta meter kubik. Saat ini, progres konstruksinya 76,03 persen.

Selanjutnya, bendungan Bendo dengan kapasitas 43,11 juta meter kubik air saat ini progres fisiknya sudah sebesar 70,97 persen. Pembangunan Bendungan Bendo dikerjakan oleh PT. Wijaya Karya, PT Hutama Karya dan PT. Nindya Karya (KSO) dengan biaya total sebesar Rp1,080 triliun.

Baca juga : Buat Investor Nyaman, PII Beri Penjaminan Pembangunan Bandara Komodo

Bendungan lainnya yang ditargetkan akan selesai pada 2020 yakni Bendungan Ladongi yang berada di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Bendungan yang dimulai pembangunannya pada tahun 2016 memiliki kapasitas tampung 45,94 juta meter kubik untuk mengairi areal sawah dengan layanan irigasi seluas 3.604 hektar. Saat ini, progres fisiknya sudah 71,22 persen.

Kemudian, Bendungan Tapin Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) yang memiliki kapasitas tampung 56,77 meter kubik juga akan rampung pada 2020. Progres pembangunannya sudah mencapai 95 persen.  Apabila telah selesai maka bendungan ini berpotensi memberikan layanan irigasi di Kabupaten Tapin sebesar 5.472 hektar.

Di Provinsi Lampung terdapat Bendungan Way Sekampung dengan kapasitas tampung 68 juta meter kubik yang akan dimanfaatkan untuk penyediaan air irigasi dari Daerah Irigasi (DI) Sekampung seluas 55.373 hektar dan menambah areal irigasi DI Rumbia Extension seluas 17.334 hektar. Saat ini progres fisiknya sudah sebesar 84,50 persen

Terakhir, di Provinsi Jawa Barat, Bendungan Kuningan seluas 221 hektar yang membendung Sungai Cikaro tersebut akan memiliki volume tampung total sebesar 25,96 juta meter kubik.

Dengan daya tampung tersebut, bendungan multifungsi ini akan menjadi sumber pengairan irigasi seluas 3000 hektar sawah di dua Daerah Irigasi (DI) yakni DI Cileuweung di Kabupaten Kuningan seluas 1.000 hektar dan DI Jangkelok di Kabupaten Brebes seluas 2.000 hektar. Saat ini progres fisiknya mencapai 97,50 persen. [KPJ]
 
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.