Dark/Light Mode

Belum Ada Pelonggaran

Realisasi The New Normal Tergantung Evaluasi PSBB

Selasa, 19 Mei 2020 08:26 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy saat melakukan inspeksi pemberlakuan protokol kesehatan di Terminal 2E dan Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (16/5). Presiden Direktur PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin (kiri) turut mendampingi (kiri). (Foto: Humas PMK)
Menko PMK Muhadjir Effendy saat melakukan inspeksi pemberlakuan protokol kesehatan di Terminal 2E dan Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (16/5). Presiden Direktur PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin (kiri) turut mendampingi (kiri). (Foto: Humas PMK)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy tidak asal menerapkan skenario The New Normal. Sebelum menjalankannya, pemerintah akan mengevaluasi dahulu pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Muhadjir mengatakan, pemerintah baru bersiap diri untuk menjalankan new normal. Saat ini baru tahap menyusun skenario pelonggaran PSBB. “Setelah pelonggaran PSBB, nanti akan dikaji pelaksanaan pelonggaran, sebelum menjalani new normal. dan, kajian itu harus benar-benar dilakukan dengan cermat dan terukur agar tidak mengambil langkah yang keliru,” ungkap Muhadjir di Jakarta, kemarin.

Muhadjir menjelaskan, upaya pelonggaran PSBB ini dilakukan semata untuk memulihkan produktivitas masyarakat. Namun demikian, penyebaran corona tetap harus tetap dikendalikan.

Baca juga : Belum Ada Pelonggaran, Pemerintah Siapkan Protokol Jelang New Normal

Sementara, Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, dalam dua minggu ke ini pemerintah tidak akan melonggarkan kebijakan-kebijakan untuk mencegah penularan Covid-19. “jadi belum ada sektor dan daerah yang ditetapkan untuk dilonggarkan dan dalam dua minggu ini ditegaskan tidak ada pelonggaran,” ujar Airlangga.

Senada dengan Muhadjir, Airlangga menjelaskan, saat ini pemerintah baru tahap menyiapkan protokol di berbagai bidang jelang tatanan kehidupan baru di tengah pandemi Covid-19. “Nanti saat kondisi new normal tentu kami siapkan protokol kesehatan yang dilengkapi dengan kajian yang dilakukan. Semua menunggu kajian yang dilakukan dalam dua minggu,” bebernya.

Dia menjelaskan, pemerintah nantinya akan membuat kriteria yang bisa mendorong dan mengevaluasi kesiapan daerah atau unit terkecil dari kabupaten atau kota untuk menghadapi new normal. Tolok ukurnya, antara lain tingkat perkembangan pandemi virus corona di sejumlah daerah.

Baca juga : Antisipasi Skenario The New Normal, KAI Siapkan Protokol

Menristek Teliti New Normal

Menteri Riset dan Teknologi/ Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek) Bambang P Brodjonegoro mengaku tengah menyiapkan penelitian terhadap cara hidup baru bersama Covid-19. Menurutnya, selama ini ada beberapa penyakit yang belum ditemukan obatnya seperti demam berdarah dan HIV. Tapi kita bisa hidup dengan demam berdarah dan AIDS HIV,” katanya saat dialog Menristek/ Kepala BRIN bersama Peneliti/ Perekayasa Konsorsium Covid-19 dalam jumpa pers melalui virtual, kemarin.

Dia berpandangan, diperlukan penelitian terhadap cara new normal masing-masing daerah. Sebab, bisa jadi new normal di Jawa Timur berbeda dengan new normal di Sumatera Utara. “New normal itu artinya protokol Covid-19 tetap dilakukan. Tapi tidak seketat PSBB yang dilakukan sekarang,” katanya.

Baca juga : Angkasa Pura II Siapkan Protokol The New Normal untuk Aktivitas Bandara

Tak hanya wilayah, Bambang mengatakan, penelitian juga diperlukan terhadap layanan. Misalnya, layanan transportasi yang lebih spesifik. “untuk di perhubungan udara misalnya, apakah pesawat 737 yang berkapasitas 130. Bangkunya kan tiga-tiga. apakah harus seperti biasa dengan memakai masker ataukah mengurangi jumlah kursinya. itu perlu dilakukan kajian,” katanya.

Menurutnya, diperlukan peranan ahli epidemiologi (penyakit menular) dalam penerapan protokol kesehatan di era new normal. Sebab, mereka memiliki pengetahuan terhadap penyebaran penyakit.

New Normal detilnya harus luar biasa. Tidak bisa memakai protokol standar superti sekarang yang hanya cuci tangan dan memakai masker,” katanya. [OKT/QAR/DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.