Dark/Light Mode

Menpora Bicara Olahraga, Corona Dan Korupsi

"Saya Tak Mau Hattrick"

Sabtu, 13 Juni 2020 04:30 WIB
Menpora Zainudin Amali. (Foto: ist)
Menpora Zainudin Amali. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dua Menpora: Andi Mallarangeng dan Imam Nahrawi sudah tersangkut kasus korupsi. Menpora Zainudin Amali, tak ingin jadi menteri selanjutnya yang kena kasus korupsi. “Saya tidak mau hattrick,” ujarnya.

Hal tersebut dikatakan ZA-sapaan Zainudin Amali-saat menjadi pembicara acara “Ngopi Yuk” yang digelar Rakyat Merdeka, kemarin. Diskusi yang dipandu wartawan senior Budi Rahman Hakim itu mengupas tema 'Nasib Event Olahraga Di Era The New Normal.'

Mula-mula, politisi Golkar ini menyampaikan pengaruh pandemi Covid-19 terhadap sektor olahraga. Dia bilang, dampak yang dirasakan di sektor olahraga tidak beda jauh dengan sektor pariwisata. Sebab, setelah corona merebak, tren sport tourism atau paket wisata olahraga yang mulai ikut digarap Indonesia juga terpaksa berhenti. Seperti maraton, golf, bulu tangkis, dan lain-lain.

Sejumlah liga profesional rutin, seperti ajang sepak bola, baik Liga 1 maupun Liga 2, kemudian basket IBL hingga voli Proliga juga disetop. Dampaknya ini, lanjut Zainudin, tidak hanya menghantam klub, penyelenggara, pemain dan pelatih saja, tapi juga memberikan efek domino hingga ke industri UMKM.

Baca juga : Menteri Erick Rombak Jajaran Direksi Dan Komisaris Jasa Marga

"Termasuk tukang parkir, penjual makanan serta minuman dan lain-lain. Ini luar biasa dampaknya. Memang, saya harus menghentikan semua turnamen itu, untuk menghindari penyebaran corona," ujarnya.

Begitupun dengan PON dan Peparnas XX di Papua. Dari awalnya dijadwalkan berlangsung Oktober tahun ini, diundur menjadi Oktober 2021. Anggaran penyelenggaraannya pun langsung dikembalikan kepada Kementerian Keuangan. "Tidak kita tahan," tandasnya.

Kendati demikian, bukan berarti kegiatan olahraga mati total selama pandemi. Zainudin menyiasati sejumlah kegiatan olahraga dilakukan secara virtual. Mulai dari menyelenggarakan lomba senam secara virtual, hingga digital sport dan e-sport.

Pemusatan latihan nasional (Pelatnas) sejumlah cabor (cabang olahraga), khususnya yang mendapat tiket Olimpiade diberikan dispensasi. Namun dengan protokol kesehatan yang ketat. Setiap cabor juga harus menyampaikan perencanaan yang matang kepada Kemenpora. "Semua yang terlibat dalam Pelatnas itu dites, ada yang rapid test, ada yang PCR," ujar Politisi Senior Golkar itu.

Baca juga : Obama: Wabah Corona Tunjukkan Betapa Kronisnya Penyakit Amerika

Terkait kesejahteraan, Zainudin mengatakan, atlet yang terikat kontrak dengan klub, seperti pemain sepak bola, basket, voli dan lain-lain, pemerintah tidak bisa masuk terlalu jauh. Karena itu adalah kebijakan dari masing-masing federasi dan klub.

Ia hanya bisa menjamin atlet yang terikat kontrak dengan Kemenpora. Besaran uang harian atau insentif yang diterima atlet Pelatnas, sebelum dan sesudah pandemi tidak dikurangi. Sesuai dengan MoU yang sudah diteken sebelum pandemi. Yang penting, cabor yang menerima bantuan Kemenpora bisa mempertanggungjawabkannya.

Zainudin mengaku tidak mau main-main soal keuangan. Ia sudah mewanti-wanti, baik di kalangan internal Kemenpora maupun pihak cabor untuk tidak melakukan penyelewengan bantuan pemerintah. "Makanya, sejak saya jadi Menpora penandatanganan itu dilakukan di depan media. Jadi tidak ada berdua melakukan negosiasi," bebernya. Itu dilakukan semata-mata agar setiap penggunaan dana terpantau dan terbuka. 

Ia bersyukur, dari sejumlah pembenahan tata kelola yang dilakukan dalam beberapa bulan terakhir, nilai reformasi birokrasi di Kemenpora terus merangkak naik. Dari 60 menjadi 65. Ia menargetkan, paling tidak nilainya bisa mencapai 80. 

Baca juga : Begini Skema PLN Hindarkan Pelanggan Dari Lonjakan Tagihan Listrik

Selain itu, tingkat kepatuhan dalam menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) juga naik 2 kali lipat. Dari 50 persen menjadi 100 persen. "Ini memang bukan jaminan, tapi paling tidak kita membangun tata kelola dari hal-hal sederhana," imbuhnya.

Sejak awal, Zainudin juga sudah menegaskan bahwa dirinya tidak mau ada pejabat Kemenpora yang teken MoU dengan cabor diam-diam. "Saya minta doanya agar saya berakhir dengan husnul khotimah," ujarnya. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.