Dark/Light Mode

Kumpulkan Purnawirawan TNI

Menhan : Jangan Sampai Pemilu Menjadi Pesta Demokrasi Berdarah-darah

Jumat, 22 Februari 2019 06:27 WIB
Menhan Ryamizard Ryacudu. (Foto : istimewa)
Menhan Ryamizard Ryacudu. (Foto : istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kemarin, Ryamizard Ryacudu mengumpulkan para petinggi TNI dan pensiunan jenderal dan sesepuh TNI di Simposium yang bertema ‘Kembali Ke Jati Diri TNI,’ di Gedung Kementerian Pertahanan (Kemenhan).

Di sana, Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengingatkan, TNI harus selalu menjaga netralitasnya dan menempatkan kepentingan negara di atas segala kepentingan demi menjaga tetap kokohnya persatuan dan kesatuan. “Jangan sampai Pemilu ini menjadi pesta demokrasi yang berdarah-darah. Semua elemen harus bersatu menjaga pemilu damai dan jurdil,” kata Menhan.

Menhan juga mengingatkan para purnawirawan TNI agar kembali ke jati diri TNI dalam mengabdi kepada bangsa dan negara. “Masih ada para purnawirawan yang tidak mau memikirkan negara lagi. Mereka sudah lupa dengan jati dirinya, dengan adanya TNI, negara ini aman dan damai,” kata Ryamizard, tanpa menyebut siapa purnawirawan tersebut.

Baca juga : Pemilu Bisa Dongkrak Konsumsi Masyarakat

Selain itu, Menhan juga tak mempermasalahkan jika banyak purnawirawan TNI yang turut berpolitik. Tapi, tetap harus mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. “Purnawirawan itu boleh ke mana-mana, masuk partai apa- apa silakan. Purnawirawan tetap pegang teguh sumpah prajurit, kejujuran, kebenaran, mendukung Pancasila,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Ryamizard mengatakan sebagai aparat pertahanan dan keamanan negara, TNI perlu terus mengamati berbagai dinamika dan perkembangan situasi nasional dengan seksama di tahun politik ini. “Karena apabila tidak kita waspadai bersama akan dapat mengimbas serta mempengaruhi stabilitas keamanan nasional. Jangan sampai Pemilu ini menjadi pesta demokrasi yang berdarah-darah,” katanya.

Untuk mencegah hal itu, Ia menuntut TNI senantiasa mengedepankan profesionalisme dalam mengimplementasikan perannya sebagai bagian dari sistem kenegaraan. “Dinamika politik yang sarat dengan kepentingan antar elite politik harus dapat disikapi secara arif untuk menghindari keterjerumusan TNI pada situasi pelik. TNI harus selalu menjaga netralitasnya dan menempatkan kepentingan negara di atas segala kepentingan demi menjaga tetap kokohnya persatuan dan kesatuan,” tegasnya.

Baca juga : PSSI Diminta Segera Gelar KLB

Demi mengembalikan kesadaran inilah, keluarga besar TNI, para Purnawirawan, dan TNI aktif merasa sangat perlu untuk menyelenggarakan simposium yang sangat penting bagi TNI dan Negara. “Kami berkehendak, apa yang dilakukan bapak-bapak Pendiri bangsa ini harus dapat diturunkan dan dialihkan melalui penyerahan tongkat estafet ke generasi TNI berikutnya,” ujarnya.

Mantan KSAD ini mengaku, bangga dan terharu karena pada acara simposium ini dapat bertatap muka langsung dengan pendiri negara sekaligus pendiri TNI yang rata-rata usianya 80- 90 tahun. Namun para sesepuh TNI ini masih terus memikirkan negara. “Ini sangat luar biasa karena pada era sekarang ini, sudah tidak ada orang yang berumur di atas 90 tahun yang masih mau memikirkan Negara,”ujarnya.

Tapi, kata Ryamizard, generasi yang jauh lebih muda, yakni yang berusia di bawah 70 harusnya merasa malu karena keba- nyakan yang lebih muda ini tidak lagi memikirkan negara, tetapi malah memikirkan diri sendiri. “Ini sangat memalukan,” tegasnya. Ia juga membantah, jika keterlibatan purnawirawan TNI dalam politik sempat menimbulkan dugaan timbulnya kembali dwifungsi ABRI.

Baca juga : Kemenhub-Panitia HPN 2019 Gelar Deklarasi Doro Londa

“Tidak ada itu dwifungsi ABRI lagi. Kan sudah diselesaikan. Masalah ada purnawirawan mau ke mana, itu hak mereka dan hak kementerian mau diterima atau tidak,” kilahnya. [DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.