Dark/Light Mode

Diungkapkan Lima Pakar Ekonomi

Food Estate Bisa Antisipasi Resesi dan Krisis Pangan

Jumat, 24 Juli 2020 08:57 WIB
Presiden Jokowi, didampingi Menhan Prabowo Subianto dan sejumlah menteri lainnya, mengunjungi lokasi food estate di Kalimantan Tengah, Kamis (9/7). (Foto: Biro Pers Istana)
Presiden Jokowi, didampingi Menhan Prabowo Subianto dan sejumlah menteri lainnya, mengunjungi lokasi food estate di Kalimantan Tengah, Kamis (9/7). (Foto: Biro Pers Istana)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pandemi corona (Covid-19) dampaknya ke mana-mana. Selain aspek kesehatan, masalah besar yang akan dihadapi akibat corona adalah resesi ekonomi dan kekurangan pangan. Salah satu solusinya adalah pembangunan Food Estate.

Pemerhati ekonomi lokal, Marcelino Pandin mengatakan, resesi dan ketahanan pangan berkaitan erat. Dengan adanya resesi akan banyak PHK, perekonomian terpuruk, daya beli masyarakat menurun, dan harga-harga akan meningkat.

"Jika pasokan kurang dan daya beli masayarakat menurun, maka akan mempengaruhi stabilitas sosial ekonomi dan politik,” ujarnya di Jakarta, kemarin.

Baca juga : Redesain Food Estate Antisipasi Krisis Pangan dan Resesi

Menurut dia, pandemi corona juga berpengaruh terhadap produksi pangan dalam negeri. Di sisi lain negara-negara yang selama ini sumber impor pangan Indonesia, khususnya beras juga mengalami hal yang sama. Mereka tentunya akan mementingkan kebutuhan pangan dalam negerinya sendiri.

Di sisi lain impor pangan juga akan menguras devisa. Pada lima tahun terakhir, untuk mengimpor beras dan gandum saja telah merogoh devisa negara sebesar 1,5-2,8 miliar dolar AS.

Untuk pemenuhan pasokan pangan dan ketahanan pangan, pemerintah merencanakan membangun food estate di Kalimantan Tengah.

Baca juga : Bulog Bangun Gudang Beras Di Kalteng

Lahan food estate tersebut terdiri dari lahan intensifikasi 85.456 ha dan lahan ekstensifikasi 79.142 ha. Termasuk, lahan gambut.

Pakar Pengembangan Wilayah Pedesaan, Sugeng Budiraharsono mencatat, ide food estate bukan hal baru. Pada 1970-an, PT. Patra Tani telah melakukan hal tersebut di Sumatera Selatan.

Tahun 1995, juga telah dilakukan proyek Pengembangan Lahan Gambut satu juta hektar. Pada tahun 2010 juga direncanakan Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE) seluas 1,2 juta hektar. Namun ketiga proyek pengembangan food estate tersebut saat ini nyaris tak terdengar.

Baca juga : Soal Djoko Tjandra, Pakar Hukum Apresiasi Ketegasan Kapolri

“Sebelum melaksanakan proyek food estate lagi, perlu memahami pembelajaran yang baik dan jelek dari ketiga proyek food estate tersebut,” katanya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.