Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Tanaman Hias, Relaksasi Jiwa Sekaligus Raup Devisa
Senin, 21 September 2020 12:07 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Selama pandemi, orang lebih banyak menghabiskan kegiatan di rumah. Saat ini, kegiatan bercocok tanam diakui paling banyak digemari. Tidak hanya bertanam sayur-sayuran, menanam tanaman hias pot baik berupa bunga potong maupun daun potong juga menjadi pilihan.
Saat ini, tanaman hias semakin diburu dan harganya melonjak naik. Banyak orang mencari tanaman hias yang unik dan cantik, menambah indah pekarangan rumah.
Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Prihasto Setyanto menyebutkan, dengan banyaknya orang berada di rumah semasa pandemi, bukan hanya kebutuhan bahan pangan untuk fisik yang diperlukan namun juga "asupan" jiwa.
"Banyaknya orang yang nyaman dengan menikmati keindahan tanaman di dalam rumahnya, semacam healing, merelaksasi jiwa. Ini peluang untuk mendorong usaha tanaman florikultura. Florikultura ini mulai menjadi alternatif bisnis, terlebih akibat pengurangan karyawan di beberapa perusahaan," katanya.
Berita Terkait : Kecanduan Gowes Bagus, Tapi Harus Tetap Hati-hati
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bangga dengan meningkatnya permintaan tanaman hias. Dia meminta jajarannya untuk terus mengembangkan ke jenis tanaman tropis berpotensi devisa ini.
Direktur Buah dan Florikultura Kementan Liferdi Lukman menyatakan, peluang usaha tanaman hias daun sangat menjanjikan.
"Saat ini tanaman hias daun sudah banyak diekspor ke negara Eropa, Kanada dan Amerika. Luas panen tanaman hias daun tahun 2019 mencapai 1.873.200 pot per pohon, dengan produksi 27.472.913 pot per pohon. Ini sangat berpotensi devisa," ujar Liferdi.
Salah satu eksportir florikultura, CV. Flora Berkah Abadi, Riska mengatakan, untuk tanaman berdaun indah diekspor sekitar 147 pohon per minggu dan sudah diekspor ke Eropa, Amerika, Kanada, Singapura, Hong Kong, Malaysia dan Thailand.
Berita Terkait : Hoaks, Pacar Anak Pengusaha Batu Bara
"Selama satu bulan, pengiriman ekspor dilakukan kurang lebih 10 kali. Harga setiap tanaman pun bervariasi dan yang paling mahal seharga 200 dolar AS,” ujar Riska.
Beberapa pedagang tanaman hias di kawasan Depok, mengakui ada peningkatan jumlah pengunjung dalam beberapa bulan terakhir.
"Lumayanlah. Orang yang datang belakangan ini memang makin banyak," kata Agus, salah satu pedagang tanaman hias. Dia tak lupa mensyukuri perkembangan menarik dalam bisnisnya.
Berkebun tanaman hias memang termasuk tren gaya hidup naik turun. Ada kalanya orang kota tiba-tiba banyak mencari tanaman hias dan ada kalanya hanya segelintir orang saja. Jenis tanaman hias yang menjadi buruan pun silih berganti. Dahulu Aglaonema atau Sri Rejeki, sangat digandrungi. Harganya pun melejit. Saat sedang tinggi-tingginya permintaan, penjual bahkan menawarkan harga berdasarkan jumlah daunnya.
Berita Terkait : Bersama Kitabisa, JD Peduli Bagikan Ratusan Paket APD
Beberapa tanaman hias yang saat ini sedang banyak diburu oleh para kolektor selama pandemi yaitu Monstera, Philodendron, Hoya, Begonia, Aglaonema dan Calathea Black Lipstick. [KAL]
Tags :
Berita Lainnya