Dark/Light Mode

Kasus Aktif Corona Di Bawah Rata-rata Dunia

Jokowi Belum Senang

Selasa, 29 September 2020 06:16 WIB
Presiden Jokowi saat menggelar rapat terbatas dengan Komite Penanganan Covid19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Istana Negara, Jakarta, Senin (28/9). (Foto: Sekretariat Kabinet)
Presiden Jokowi saat menggelar rapat terbatas dengan Komite Penanganan Covid19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Istana Negara, Jakarta, Senin (28/9). (Foto: Sekretariat Kabinet)

 Sebelumnya 
Menurutnya, penerapan pedoman pengobatan Corona sesuai standar Kemenkes sangat penting. Harapannya, untuk menekan angka kematian, dan mengerek jumlah yang sembuh.

Presiden lantas meminta Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan untuk bekerja lebih keras lagi. Kasus penyebaran Corona di 9 provinsi prioritas harus lebih ditekan lagi.

Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Doni Monardo menjelaskan, bersama Luhut mendapat perintah dari Presiden pada 13 September lalu. Menurutnya, sudah ada progress yang baik dari kerja keras yang sudah dilakukan.

Baca juga : Kalau Nggak Kreatif, Kampanye Di Medsos Bisa Jadi Bumerang Lho!

Dia lalu merinci, data dari 6 September menuju ke 13 September kenaikan sekitar 0,5 persen dan berturut-turut terjadi penurunan. “Kemarin di posisi 22,46 persen. Ini tren penurunan. Kita lihat data global pada 23,13 persen. Kita di bawah angka global untuk kasus aktif,” ujar Doni usai mengikuti rapat bersama Presiden, kemarin.

Sementara tingkat kematian yang semula 4 persen pada 13 September turun menjadi 3,8 persen pada 27 September. Angka ini masih berada di atas rata-rata kematian dunia sebesar 3,02 persen. “Angka kematian terus menurun meski masih di atas rata-rata global. Artinya peningkatan kapasitas layanan RS khususnya menangani pasien gejala berat, kritis, masih perlu ditingkatkan,” katanya.

Untuk angka kesembuhan, lanjut Doni, juga diklaim meningkat. Dari data menunjukkan, angka kesembuhan sebesar 71 persen pada 13 September meningkat menjadi 73,8 persen pada 27 September. Angka ini selisih tipis dengan rata-rata dunia yakni 73,85 persen. “Angka kesembuhan naik dari minggu sebelumnya menjadi 73,8 persen akibat kasus aktif turun dalam seminggu terakhir,” ujar Doni.

Baca juga : Koalisinya Menang Di Sabah, Muhyiddin Belum Aman

Doni menegaskan bahwa sejak mengomandoi penanganan Corona di 9 provinsi, Luhut rutin memimpin rapat koordinasi. Mulai dari tiap kementerian/lembaga dan pakar epidemiologi, hingga kepala daerah terkait penanganan Covid-19.

Dalam rapat itu, pihak Kementerian Kesehatan juga menyusun prosedur standar terkait penanganan Covid-19 untuk diikuti seluruh rumah sakit . “Sudah dibuatkan juga SOP untuk rujukan ke seluruh pimpinan rumah sakit agar bisa mengikuti SOP yang disusun Kemenkes,” tuturnya.

Anggota Komisi IX DPR, Netty Prasetiyani menilai, tingginya kematian di banding dunia lantaran sistem kesehatan di Indonesia buruk dalam me nangani pandemi. Tolok ukurnya: krisis dokter, fasilitas kesehatan, dan tentunya lonjakan kasus Covid-19 meski telah memasuki 7 bulan.

Baca juga : Jokowi Senyum Lebar

Soal tingginya kasus penyebaran dan kematian, Netty meminta pemerintah perlu menghentikan laju transmisi yang terus memunculkan klaster. Seperti penularan di perkantoran, angkutan publik, pasar, dan pusat perbelanjaan.

Dia juga mendorong kapasitas testing ditingkatkan. Sebab, kapasitasnya di Indonesia masih di bawah standar yang ditetapkan WHO. Yakni 1 per 1.000 penduduk per minggu. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.