Dark/Light Mode

BNPB Sediakan Aplikasi Cekposisi Pantau Gunung Api Ili Lewotolok

Senin, 30 November 2020 18:43 WIB
Pantau Gunung Api Ili Lewotolok dari aplikasi Cekposisi
Pantau Gunung Api Ili Lewotolok dari aplikasi Cekposisi

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membuat teknologi Cekposisi melalui aplikasi Google Maps untuk memantau kondisi Gunung Api Ili Lewotolok.

“Aplikasi ini untuk mengetahui informasi real time lokasi Kawasan Rawan Bencana (KRB), Pos pengungsian, Fasilitas kesehatan dan Sekolah yang berada dalam zona bahaya,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, dikutip WebsiteBNPB, Senin (30/11) 

Dia menjelaskan, Cekposisi untuk membantu masyarakat untuk bisa melihat wilayah-wilayah pada KRB I, II dan III yang ditampilkan dalam peta dari Cekposisi. 

Wilayah ini ditunjukkan dengan lingkaran warna yang berbeda, seperti merah dan kuning. 

Baca juga : Polisi Tegaskan Tak Ada Kriminalisasi Terkait Pemanggilan Anies

Sedangkan informasi lain, pos pengungsian ditunjukkan dengan simbol rumah dengan lingkaran biru. 

“Masyarakat dapat mengakses informasi setelah terhubung melalui aplikasi Google Maps dengan telepon pintar atau komputer,” terangnya. 

BNPB melalui Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) akan terus memperbarui informasi mengenai zona berbahaya, sebagaimana yang direkomendasikan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Gunung api yang berada di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami erupsi hingga status vulkanik dinaikkan dari level II atau ‘Waspada’ menjadi level III atau ‘Siaga.’ 

Baca juga : Bos Pertagas Apresiasi Motivasi Pekerja Di CIP 2020

Terkait dengan zonasi KRB, BNPB mengimbau masyarakat untuk hati-hati karena kawasan KRB III berpotensi terlanda aliran awan panas, aliran dan guguran lava, lontaran batu pijar, hujan abu lebat dan gas beracun. 

Pada kawasan ini, kata dia, tidak direkomendasikan untuk membuat hunian tetap atau memanfaatkan wilayah tersebut untuk kepentingan komersial.

KRB II, merupakan kawasan berpotensi terlanda aliran awan panas, aliran dan guguran lava, serta berpotensi tertimpa lontaran batu pijar sampai hujan abu lebat.

KRB I, merupakan kawasan berpotensi terlanda aliran lahar hujan atau banjir lahar, tertimpa hujan abu dan kemungkinan dapat tertimpa lontaran batu pijar.

Baca juga : BPPTKG Ingatkan Erupsi Gunung Merapi Makin Dekat

Sementara itu, dalam tingkat aktivitas level III atau Siaga, masyarakat di sekitar Gunungapi Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan direkomendasikan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 4 km dari kawasan puncak.

Potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernafasan akut (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya.

Untuk itu, Ia mengajak masyarakat yang berada di sekitar Gunungapi Ili Lewotolok selalu menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.

“Dengan adanya aplikasi Cekposisi diharapkan dapat membantu masyarakat menyiapkan segala sesuatu terkait upaya mitigasi bencana akibat letusan gunung yang bisa terjadi setiap saat,” tandasnya. [FIK]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.