Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Barito Putera Perpanjang Kontrak RD Hingga 2026
- Ini 22 Rute & Warna Bus Shalawat yang Layani Jemaah Haji ke Masjidil Haram
- Real Madrid Vs Real Betis, Laga Perpisahan Toni Kroos
- Gagal Di Malaysia Masters, Putri KW Langsung Tatap Indonesia Open
- Alasan Spanyol Akui Negara Palestina, Tolak Dicap Kawan Teroris Oleh Netanyahu
Dukung Boikot Produk Uni Eropa
JK: Ente Jual, Ane Beli
Sabtu, 23 Maret 2019 06:54 WIB
Sebelumnya
Neraca Dagang Tekor
Pengamat ekonomi dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal menilai, bila terjadi saling boikot, bisa terjadi perang dagang.
“Kalau terjadi saling boikot, tentu akan merambat ke produk-produk ekspor kita yang lain di luar sawit. Saya kira langkah boikot terlalu jauh untuk dilakukan. Karena, masih banyak opsi lain yang lebih lunak, yang bisa dilakukan. Antara lain, menaikkan hambatan tarif atau pun non tarif,” ujar Faisal.
Baca juga : Dipuji Uni Eropa, Menteri Siti Nurbaya Senang
Dari sisi neraca perdagangan, Faisal mengungkapkan, Indonesia surplus secara kolektif dari 28 negara anggota Uni Eropa. Meskipun dari tahun ke tahun, surplus cenderung menurun. Surplus perdagangan tersebut, sebagian besar disumbangkan oleh perdagangan kelapa sawit dan produk turunannya.
“Kalau sawit dilarang masuk ke Uni Eropa dampaknya akan besar terhadap neraca perdagangan kita,” katanya.
Baca juga : 30 Perusahaan Siap Tampung Kaum Difabel
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai, upaya untuk melawan perlakuan diskriminatif Uni Eropa harus dilakukan dengan optimal. Sebab jika sampai produk sawit dilarang akan mempengaruhi kebijakan negara lain.
“Kalau sawit dilarang Eropa, negara lain akan ikut-ikutan, terutama negara sekitar dan mitra dagang Uni Eropa seperti India dan Filipina. Jika itu terjadi, dampaknya bisa panjang. Ekspor sawir akan anjlok, dan harganya pun jatuh,” terang Bhima. [NOV]
Baca juga : Urus Perizinan Usaha Tiga Hari Jadi
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya