Dark/Light Mode

Lindungi Habitat Komodo

Kemenparekraf Gandeng Kemenristek Kembangkan Cagar Biosfer Di Labuan Bajo

Jumat, 8 Januari 2021 17:12 WIB
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno (kiri) bersama Staf Khusus Menristek/Kepala BRIN Eko Putro Adijayanto saat melalukan kunjungan kerja ke Labuan Bajo, Jumat (8/1). (Foto: Istimewa)
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno (kiri) bersama Staf Khusus Menristek/Kepala BRIN Eko Putro Adijayanto saat melalukan kunjungan kerja ke Labuan Bajo, Jumat (8/1). (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Sebagai bentuk dukungan pada wisata unggulan Labuan Bajo, Kemenristek/BRIN terus mendorong riset dan inovasi, Kemenristek/BRIN dengan mengembangkan DPSP, salah satunya melalui riset dan pengembangan cagar biosfer Komodo.

Untuk riset dan pengembangan yang dilakukan meliputi penelitian tentang keanekaragaman, evolusi, dan genetik Komodo. Kemenristek/BRIN juga telah mempersiapkan Pusat Penelitian dan Pengembangan Komodo untuk melindungi Komodo sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat.

Baca juga : Kemenperin Kerek Kerajinan Kulit Buaya Di Papua

“Saat ini Indonesia bekerja sama dengan organisasi lokal dan internasional untuk melakukan penelitian terkait Komodo. Ke depannya, akan ada pusat penelitian dan pengembangan Komodo yang dibangun, sehingga nantinya Indonesia akan memiliki ahli-ahli Komodo sendiri untuk mencegah Komodo punah, ” ujar Staf Khusus Menristek/Kepala BRIN Eko Putro Adijayanto saat melalukan kunjungan kerja ke Labuan Bajo bersama Menparekraf Sandiaga Uno, Jumat (8/1).

Eko menambahkan bahwa Kemenristek/BRIN berkolaborasi dengan Kemenparekraf untuk terus mendukung pengembangan DPSP melalui less contact economy, sustainability, kecerdasan artifisial.

Baca juga : Wamentan Harvick Dorong Keberlanjutan Kebijakan Utama Pertanian

Lebih lanjut Eko mengatakan pengembangan DPSP itu juga harus meliputi inovasi teknologi kendaraan listrik, incinerator pengolahan sampah, infrastruktur TIK, clean energy, teknologi tepat guna (UKM Berinovasi).

"Beberapa hal yang tak kalah penting dalam pengembangan Labuan Bajo adalah Indonesia Tsunami Early Warning System (TEWS), Health Pass, garam industri terintegrasi, Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), penguatan teknologi mitigasi Kebakaran Hutan dan Lahan (KARHUTLA), teknologi tepat guna (pertanian dan peternakan), dan UKM digital atau teknologi tepat guna," pungkas Eko. [SRI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.