Dark/Light Mode

Sejumlah Klub Bubar, Hidupnya Susah

Pak Presiden, Banyak Atlet Kini Terpuruk

Jumat, 5 Februari 2021 07:42 WIB
Menteri Pemuda dan Olahraga,  Zainudin Amali saat menjadi  narasumber dalam  Focus  Group Discussion dengan Rakyat  Merdeka,  Kamis (4/2). (Foto: Youtube)
Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali saat menjadi narasumber dalam Focus Group Discussion dengan Rakyat Merdeka, Kamis (4/2). (Foto: Youtube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pandemi Corona yang sudah berlangsung hampir setahun ini, tak hanya memporak-porandakan ekonomi dan kesehatan, juga telah memukul sektor olahraga sampai sempoyongan. Berbagai turnamen baik lokal, regional maupun internasional, lumpuh. Kehidupan para atlet juga menggetirkan. Karena tak ada pemasukan, ada yang rela jualan sembako.

Kisah pilu kehidupan para atlet ini diungkap Wakil Ketua Umum (Waketum) IV Bidang Kerja Sama Luar Negeri, Media, dan Humas KONI, Chris Jhon. Menurutnya, banyak atlet yang menjerit karena berhentinya sejumlah kompetisi.

Baca juga : Keluarga Minta Masiku Jangan Ngumpet Terus

Ada yang banting setir menjadi pedagang beras, pedagang makanan dan usaha lainnya. Tak sedikit juga para atlet sepak bola profesional rela jadi pemain ‘tarkam’ (pertandingan antar kampung), demi bisa mendapat kan penghasilan.

“Saya berharap, event olahraga kembali dibuka. Tentunya dengan tetap menjalankan protokol kesehatan,” pinta mantan atlet Tinju Dunia ini.

Baca juga : Komjen Listyo Sigit Calon Kapolri, Supriansa: Usulan Presiden Pasti Terbaik

Apa yang terjadi pada atlet tanah air, ternyata sudah diketahui Presiden Jokowi. Hal ini diungkapkan langsung oleh Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali saat menjadi narasumber dalam Focus Group Discussion dengan Rakyat Merdeka, kemarin. Diskusi yang digelar secara virtual itu, mengangkat tema “Vaksin+3M, Kunci Prestasi Atlet Nasional”.

“Pak Presiden berpesan untuk mencari cara agar atlet dan pelatih tetap bertahan di masa sulit ini. Makanya kami berusaha menggulirkan kembali sejumlah kompetisi untuk beberapa cabang olaharaga,” kata Amali.

Baca juga : Siapa Pun Presidennya, AS Tetap Musuh Korut

Pria kelahiran Gorontalo 58 tahun silam ini, merasakan betul kondisi yang dialami para atlet. Sebagai Menpora, Amali sedih, dalam 11 bulan ini tidak ada pertandingan. Bahkan ada sejumlah klub yang memutuskan untuk bubar. Selain Madura United dan Persipura, dia menduga, ada sejumlah klub yang juga bubar, Namun tidak diumumkan.

“Ada yang masih bertahan. Gajinya diturunkan sampai 10 persen. Pasti mereka sedih. Itu yang profesional. Karena nggak ada kompetisi, kontraknya selesai. Mereka ikut tarkam (pertandingan antar kampung), karena ada bayaran. Kita tidak bisa salahkan, karena mereka punya anak istri,” ungkap Amali.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.