Dark/Light Mode

Meski Naik, Tarif Tes Covid-19 Pakai GeNose Tetap Termurah

Selasa, 23 Maret 2021 01:08 WIB
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: Istimewa)
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai, tes Covid-19 menggunakan GeNose lebih menguntungkan. Keuntungannya antara lain harga murah, praktis dan akurasi tinggi.

GeNose kini banyak digunakan di stasiun kereta api sebagai syarat tes perjalanan jarak jauh. Sebelumnya, tarif yang ditetapkan sebesar Rp 20 ribu.

Seiring permintaan semakin tinggi, kini PT KAI (Persero) menaikkannya Rp 10 ribu, sehingga tarif berlaku hari ini menjadi Rp 30 ribu.

"Kemarin PT KAI menetapkan tarif Rp 30 ribu jadi kalau skrining Rp 30 ribu itu paling murah dibandingkan yang lain," ujar Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (22/3).

Baca juga : Angkasa Pura I Gelar Simulasi Tes Covid Pake GeNose Di 15 Bandara

Sebagai perbandingan, untuk rapid test antigen, tarif yang tertinggi ditetapkan pemerintah Rp 275 ribu. Untuk di stasiun KA harga yang dipatok yakni Rp 105 ribu per orang, khusus untuk penumpang KA jarak jauh.

Di bandara, lebih mahal lagi. Rapid test antigen di bandara Soekarno-Hatta ditetapkan sebesar Rp 200 ribu per orang, dengan hasil yang dijanjikan keluar selama 15 menit.

Sedangkan biaya tes melalui swab PCR harga yang dipatok mulai dari Rp 800 ribu sampai tembus jutaan dengan hasil yang diklaim keluar lebih cepat.

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebetulnya menetapkan tarif batas tertinggi untuk swab PCR mandiri sebesar Rp 900 ribu.

Baca juga : Virus Juliari Nular Ke Daerah

Keputusan itu diambil setelah banyak pihak mengusulkan pemerintah untuk menetapkan standar tarif karena selama ini, harganya dianggap terlalu mahal.

Airlangga melanjutkan skrining menggunakan alat GeNose ini selain murah, juga dianggap praktis. Karena cara menggunakannya hanya tinggal meniup seperti meniup balon.

"Selain itu memiliki kelebihan yaitu nilai akurasi yang tinggi hingga 97 persen serta pengetesan yang cepat," tuturnya.

Dia sangat mengapresiasi terobosan GeNose yang dibuat oleh tim dari Universitas Gadjah Mada (UGM) ini. Airlangga menyebut alat asli buatan lokal ini sudah diketahui banyak negara. "Ini lebih dibanggakan karena inovasi dari dalam negeri," ungkapnya.

Baca juga : Duta BPJS Kesehatan Terima Vaksinasi Covid-19 Tahap Pertama

Di tempat yang sama, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro meminta produksi GeNose ditargetkan dapat mencapai 10 ribu unit per bulan.

Dia juga berharap GeNose bisa menjadi solusi bagi sektor manufaktur untuk bangkit. Semua karyawan di pabrik bisa memulai jam kerja dengan terlebih dahulu melakukan tes menggunakan GeNose.

"Usai tes silahkan bekerja bagi yang negatif. Ini akan menciptakan keamanan di pabrik. Meski karyawan tetap menggunakan masker dan 3M," tukasnya. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.