Dark/Light Mode

April, Stok Vaksin Cuma Buat Dua Minggu

Menkes Deg-degan

Senin, 29 Maret 2021 06:43 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (Foto: BNPB)
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (Foto: BNPB)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketersediaan vaksin Covid-19 bakal menipis. Soalnya, pengiriman vaksin AstraZeneca dari India ditunda. Stok vaksin bulan April tinggal sekitar 7 juta dosis. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin deg-degan

Budi menyebut, Covax-GAVI, penyedia vaksin AstraZeneca untuk negara miskin dan berkembang, mengumumkan penundaan dua gelombang pengiriman ke Indonesia.

Sebelumnya, Indonesia dijadwalkan akan menerima 2,5 juta dosis vaksin AstraZeneca pada 25 Maret dan 7,8 juta pada April mendatang.

“Tertunda karena ada isu India embargo vaksin,” ungkap Budi Gunadi dalam konferensi pers virtual, kemarin.

Saat ini, kasus Covid-19 di India tengah melonjak, sehingga otoritas setempat tidak mengizinkan vaksin keluar dari negaranya.

Padahal, India memiliki kemampuan produksi vaksin AstraZeneca paling besar di dunia.

Menurut Budi Gunadi, Covax-GAVI akan mengonfirmasi kembali pengiriman AstraZeneca setelah ditunda.

Baca juga : Semoga Stok Vaksin Cukup Dan Semakin Banyak Yang Divaksin

“Belum pasti, tapi mereka memberikan indikasi sekitar Mei,” imbuh eks Direktur Utama PT Inalum itu.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dijadwalkan melakukan pembicaraan dengan World Health Organization (WHO) untuk mengupayakan vaksin AstraZeneca dikirim ke Indonesia pada Mei atau Juni 2021.

Karena penundaan pengiriman dua gelombang vaksin itu, pada April, Indonesia hanya punya stok 7,6 juta vaksin Sinovac. “Saya deg-degan,” selorohnya.

Stok itu, hanya cukup untuk dua minggu, jika merujuk pada tren kecepatan vaksinasi saat ini, yakni 500 ribu dosis per hari. “Saya lagi deg-degan makanya,” ulang Budi Gunadi.

Beruntung, Indonesia punya 4 sumber vaksin. Tak hanya AstraZeneca.

“Satu kena (masalah) masih ada 3 (sumber vaksin), walaupun agak pincang-pincang. Saya kebayang kalau negara Eropa itu hampir semuanya AstraZeneca, mereka bener-bener masalah,” tuturnya.

Pemerintah saat ini tengah memikirkan cara untuk mengatasi isu ketersediaan vaksin. Salah satunya, memperlambat vaksinasi.

Baca juga : Semoga Menkes Tak Salah Langkah

“Kita sekarang lebih pelan aja penyuntikannya,” ucap mantan Direktur Utama PT Bank Mandiri itu.

Meski begitu, ditegaskan Budi Gunadi, laju vaksinasi yang melambat ini tidak akan menghambat vaksinasi Covid-19 secara nasional.

“Kita atur supaya pas dengan suplai vaksin, agar tidak ada hari orang tidak disuntik,” tegas Budi.

Pemerintah akan tetap memprioritaskan vaksinasi pada kelompok lanjut usia (lansia), lantaran jumlahnya belum memenuhi target 21,5 juta.

Lansia lebih rentan jika tertular virus Corona. Apalagi, kini strain Corona B 117 sudah masuk di Indonesia. Ada tujuh kasus mutasi virus Corona itu yang masuk dari Timur Tengah. Jika strain ini lebih dominan, maka penyebarannya akan lebih cepat.

Orangtua yang belum divaksin akan lebih rentan terpapar. Rumah sakit akan penuh kembali. “Sementara kalau orang tua ini sudah divaksin, kita akan bisa menekan jumlah perawatan di rumah sakit,” bebernya.

Pemerintah juga tengah mengindentifikasi daerah-daerah terbanyak yang menjadi tujuan mudik. Nantinya, di daerah-daerah tersebut pelaksanaan vaksinasi dapat dipercepat, khususnya terhadap lansia.

Baca juga : Inggris: Vaksin AstraZeneca Bukan Penyebab Penggumpalan Darah

Meski mudik sudah dilarang pemerintah, Budi Gunadi tak yakin peraturan itu bakal dituruti semua orang.

“Lansianya kita vaksin duluan supaya lebih kebal kalau cucunya atau anaknya pulang,” ucapnya.

Meski begitu, dia mengimbau masyarakat tidak larut dalam euforia setelah divaksinasi. Disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak), tetap yang utama.

“Kenapa Portugal dan Inggris bisa menekan Covid-19, karena disiplin. Mereka angka vaksinasinya tinggi tapi tetap menjalankan aktivitas terbatas,” tandasnya.  [DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.