Dark/Light Mode

Menkes Ibaratkan Covid-19 Kayak Teroris

Kalau Intelnya Lengah Bomnya Bisa Meledak

Rabu, 19 Mei 2021 07:27 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (Foto: Net)
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (Foto: Net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meminta pelaksanaan testing atau pemeriksaan Covid-19 dilakukan sebanyak-banyaknya. Dia mengibaratkan virus Corona seperti teroris.

Sementara, para contact tracer atau petugas tracing yang melacak kasus Covid-19 diibaratkan Budi sebagai intel.

“Kalau intelnya lengah, tiba-tiba teroris masuk bomnya meledak. Lebih baik intelnya banyak,” ujar Budi secara virtual dari kanal Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kemarin.

Karena itu, dia mewanti-wanti para pimpinan daerah agar terus berupaya memperbanyak jumlah kapasitas pemeriksaan Covid-19, ketimbang memperkecil jumlah cakupan tes harian.

Dia menyebut, ada beberapa Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompida) yang tampaknya sengaja menekan jumlah tes harian.

Baca juga : Tes Covid-19 Besar-besaran Digelar Selama Masa Arus Balik

Dengan begitu, temuan warga Covid-19 di wilayahnya relatif dilaporkan sedikit, sehingga wilayahnya masuk zona hijau atau rendah risiko Corona.

“Banyak Forkopimda karena mengejar hijau, kuning, merah, oranye, mereka pengennya hijau. Testing disedikitkan. Nanti kasusnya bisa meledak,” keluh Budi.

Menurut dia, hal itu bakal memperburuk kondisi pandemi Corona di Tanah Air. Sebab, dengan jangkauan pemeriksaan yang kecil, akan banyak kasus di luar sana yang tak terdeteksi sehingga menimbulkan penularan yang masif.

Apalagi, dibeberkan Budi, saat ini Indonesia sudah kemasukan beberapa mutasi virus Corona. Data terakhir Kementerian Kesehatan menyebutkan, saat ini ada 3 dari 4 varian virus yang cukup diwaspadai oleh World Health Organization (WHO), yang masuk ke Indonesia.

Ketiganya adalah varian dari Inggris B117, varian dari Afrika Selatan B1351 dan B1617 yang merupakan varian bermuatan mutasi ganda dari India. Total ada 26 kasus di Tanah Air. Rinciannya, 14 kasus varian B117, 2 kasus varian B1351 dan 10 kasus B1617.

Baca juga : Varian Anyar Covid-19 Banyak Tersebar di Pulau Sumatera

Budi mewanti-wanti, varian baru Covid-19 ini memiliki tingkat penularan cukup tinggi sehingga memiliki indikasi penambahan kasus berkali-kali lipat.

Karena itu, Forkompida diminta Budi tidak perlu takut atau risau dengan hasil testing yang menunjukkan kasus positif Covid-19.

“Saya sudah bilang ke Pak Presiden, ‘jangan pernah menegur kepala daerah kalau kasus konfirmasinya tinggi, tapi tegur kepala daerah kalau positivity rate tinggi’, karena itu pasti kurang testing,” tutur eks Direktur Utama PT Inalum (Persero) itu.

Menurutnya, temuan yang masif dibarengi dengan penelusuran kontak justru membuat sebaran kasus Covid-19 dapat terpantau dengan baik.

“Kita harus lebih agresif testing supaya tahu varian Corona ada di mana,” tegas Budi.

Baca juga : Gegara Covid-19, Banyak Warga Jepang Meninggal Di Rumah

WHO telah memberikan pedoman bahwa untuk setiap unit terkecil harus minimal 1 per 1.000 orang di-testing per minggu.

Jika jumlah seluruh penduduk Indonesia sekitar 270 juta, maka dalam sehari setidaknya ada 40 ribu orang diperiksa. Dalam sepekan, idealnya ada 280 ribu orang yang diperiksa.

“Itu yang berlaku di seluruh unit-unit terkecil baik kabupaten, kota dan provinsi. Sekali lagi, dipastikan tracing harus jalan,” imbau mantan Wakil Menteri BUMN itu. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.