Dark/Light Mode

Jangan Cuma Fokus Pembiayaan UMKM

Teten Minta KSP Garap Sektor Produksi Juga

Jumat, 28 Mei 2021 17:06 WIB
Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki. (Foto: ist)
Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki meminta, Koperasi Simpan Pinjam (KSP) tak hanya fokus pada pembiayaan bagi pelaku usaha mikro, tapi diperlukan upaya untuk mulai merambah menjadi koperasi sektor produksi. 

KSP juga diminta melakukan diversifikasi usaha. Sebab, hal ini diperlukan sebagai upaya pemerintah, bersama pelaku koperasi untuk meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian nasional. 

"Koperasi yang mampu bergerak di sektor produksi justru bisa menjadi bantalan bagi perekonomian," ujarnya dalam siaran pers, saat membuka Rapat Anggota Tahunan (RAT) XXXII Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Puskop Credit Union Indonesia (Skd) atau Puskopcuina di Yogyakarta, Jumat (28/5). 

Baca juga : Zyrex & Pegatron Teken Kerja Sama Produksi Laptop

Ia meyakini, inovasi bisnis dan digitalisasi yang dilakukan oleh koperasi produksi, dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi PDB nasional. Sebagaimana tugas dari Presiden Jokowi kepada Kemenkop UKM, agar mampu mendorong kontribusi koperasi pada Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sebesar 5,2-5,5 persen di 2024. 

Namun saat ini kontribusi koperasi terhadap PDB belum sampai pada 5 persen. Untuk memastikan target tersebut bisa tercapai, maka jumlah koperasi yang bergerak di sektor produksi harus diperbanyak kuantitas ataupun kualitasnya. 

"Saat ini banyak negara cari keunggulan khasnya apa untuk dijadikan basis produksi," imbuhnya.

Baca juga : Menangkan Pemilu 2024, PDIP Minta Repdem Perkuat Basis Massa

Teten juga berharap, koperasi yang sudah bergerak di sektor produktif untuk bisa membentuk factory sharing atau rumah produksi bersama. Menurutnya, cara ini diperlukan untuk memastikan pasokan bahan baku terjaga, mendorong terciptanya efisiensi usaha, dan untuk kemudahan mendapatkan izin edar. 

Teten bilang, beberapa kasus yang sering terjadi pada koperasi yang bergerak di sektor produksi, mengalami kesulitan untuk memasarkan produk-produknya lantaran belum memiliki legalitas dan izin edar oleh pelaku usaha yang dinaunginya. 

Koperasi sekunder seperti Puskopcuina, juga diharapkan terus mengembangkan dukungannya untuk mendorong terwujudnya ekosistem yang baik bagi pembentukan koperasi sektor produksi. Ia menilai, potensi yang dimiliki oleh Puskopcuina sangat besar, lantaran membawahi sampai 44 Credit Union (CU) di 18 provinsi dengan total aset mencapai Rp 7 triliun. 

Baca juga : Bareskrim Sempat Periksa Haji Lulung

Ketua Pengurus Puskopcuina, Edi Vinsensius Petebang menuturkan, Puskopcuina merupakan Koperasi Credit Union (CU) sekunder terbesar di Indonesia, baik dari sisi aset dan anggota saat ini. 

Puskopcuina mewakili 506.455 orang anggota individu dari 44 CU primer yang tersebar di 18 provinsi dengan kantor pelayanan tersebar di 23 provinsi mulai dari Nias, Sumatera Utara sampai dengan Merauke, Papua per 31 Desember 2020. 

"Kami siap mendukung upaya pemerintah dalam mencapai meningkatkan kontribusi koperasi pada PDB nasional," ujarnya. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.