Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Cek Di Sini, 5 Penjelasan Penting BPOM Soal Vaksin AstraZeneca Yang Bikin Heboh
- Lawan Guinea, Pelatih Persib: Timnas Akan Hadapi Lawan Berat
- Piala AFC U-17 Putri, Garuda Pertiwi Muda Fokus Hadapi Korsel
- 128.000 Jemaah Haji Indonesia Nikmati Fasilitas Fast Track
- Dortmund Ke Final, PSG Cuma Kurang Beruntung
Analisa Pakar Epidemiologi Dr Syahrizal Syarif
Keganasan Virus Corona Tidak Akan Melemah Lho
Sabtu, 29 Mei 2021 07:20 WIB
Sebelumnya
Syahrial juga menyebut virus memiliki karakter berbeda-beda. Contohnya Corona dengan campak atau rubela. Pasien yang sembuh dari campak atau rubela, otomatis punya kekebalan tubuh permanen alias seumur hidup. Tetapi, tidak dengan virus yang pertama kali meledak di Wuhan, China ini.
“Karakter Corona, dia tidak menimbulkan kekebalan permanen. Bagi mereka yang sudah kena Corona kekebalannya paling bertahan tiga bulan. Artinya masih rentan terkena lagi. Sehingga selain prokes, harapannya adalah vaksin,” cetusnya.
Baca juga : Gagal Juara, Rashford : Kami Tak Akan Menyerah
Karena itu, dia meminta, pemerintah untuk menggenjot vaksinasi. Khususnya untuk lansia. Karena mereka pasti memiliki penyakit bawaan alias komorbid. Akibat adanya screening banyak lansia yang malah takut divaksin.
“Pemerintah harusnya jangan pakai screening dalam pemberian vaksin. Ini untuk mempercepat vaksinasi. Negara lain juga tidak screening,” ujarnya.
Baca juga : Dukcapil Bantu Penanganan Virus Corona Dan Stunting
Dia juga mengimbau agar masyarakat tidak termakan isu negatif soal vaksin. Sebab, teknologi yang ada sudah semakin canggih. Tidak sulit bagi produsen, mengubah strain yang ada untuk dijadikan vaksin. Contohnya vaksin influenza yang diupdate hampir setiap tahun.
Yang menjadi kekhawatiran justru akses terhadap vaksin. Negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, bahkan bisa menyetok dosis vaksin lima kali lipat dari kebutuhannya. Sementara kebanyakan negara di Afrika dan Amerika Latin, justru kesulitan mendapatkan vaksin.
Baca juga : Si Corona Bisa Ikutan Pulkam Lho!
“Problem utama dalam vaksin, vaksin apa saja, adalah aksesnya tidak merata. Apalagi sekarang India, sebagai salah satu produsen vaksin dunia juga membutuhkan vaksin yang banyak karena lonjakan pasien,” ujarnya.
Karena itu, dia memprediksi, Corona di negara maju bisa selesai 2-3 tahun. Sedangkan di negara pendapatan rendah Corona bisa kelar sampai 5 tahun. “Yang penting saat ini tetap jaga prokes dan vaksinasi,” tukasnya. [MEN]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya