Dark/Light Mode

"Perang Modern" Dan Tantangan Bagi Sishankamrata

Senin, 21 Juni 2021 09:59 WIB
Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Muhamad Herindra. (Foto: Istimewa)
Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Muhamad Herindra. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Dinamika dari konsepsi “perang” ini pun berkembang, mulai dari perang yang dilakukan oleh negara sebagai aktor pelaku perang hingga perang asimetrik yang aktor pelakunya tidak terbatas (unrestricted ). Pun, domain peperangan berkembang, tidak saja dalam dominasi ekonomi (embargo, black campaign, dan blokade ekonomi); melainkan merambah ke lini yang lebih luas: ancaman dunia siber (cyber threats) sebagai area propaganda politik dan infiltrasi pola pikir (mindset).

Mengambil sudut pandang kaum neo-realis, kita memahami bahwa dinamika ancaman terhadap Keamanan Nasional tidak lagi semata dalam bentuk agresi atau invasi oleh suatu negara terhadap negara lain, namun juga ancaman yang sumbernya domestik yang menyentuh sendi-sendi masyarakat, termasuk isu primordialisme –yang dalam konteks Indonesia, isu ini bahkan potensial termanifestasi ke dalam bentuk gerakan separatisme.

Baca juga : Polisi Didesak Ungkap Motif Penembakan Wartawan Di Simalungun

Hal ini menyadarkan kita bahwa konsepsi Keamanan Nasional suatu bangsa selain harus dibentengi dari ancaman yang sifatnya tradisional (ancaman militer), juga dari ancaman lain, yaitu: ancaman nirmiliter, yang mampu menyerang sendi-sendi ideologi, politik, ekonomi dan sosial budaya.

Sebagai bangsa dengan karakteristik majemuk – baik agama, budaya, suku, dan bahasa -- trend ancaman nirmiliter yang bersumber dari unsur-unsur domestik akan membawa kerawanan tersendiri pada ketahanan kita sebagai bangsa. Potensi ancaman semakin kompleks dengan meningkatnya kejahatan transnasional, termasuk money laundering, terorisme, peredaran narkoba, dan penyelundupan manusia dan senjata.

Baca juga : Kevin de Bruyne Datang, Belgia Lolos 16 Besar

Bencana alam menjadi ancaman lain yang potensial melemahkan ketahanan kita karena posisi geografis Indonesia pada “ring of fire”; ditambah pula bencana pandemi Covid-19 yang secara nyata menghantam sendi-sendi ekonomi dan kesejahteraan sosial masyakarat.

Karena itu, pendekatan dengan unsur militer tentu harus disertai dukungan dari elemen bangsa yang lain, guna mampu menjawab tantangan keamanan, apalagi jika hal tersebut dikaitkan dengan derasnya perkembangan industri 4.0 yang menjadi “lahan baru peperangan”, atau cyber war.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.