Dark/Light Mode

Hadapi Kondisi Iklim Global, Luhut: Pentingnya Edukasi Mitigasi Bencana

Kamis, 29 Juli 2021 20:34 WIB
Menteri Marves, Luhut B Pandjaitan
Menteri Marves, Luhut B Pandjaitan

RM.id  Rakyat Merdeka - Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B Pandjaitan menyampaikan Pemerintah sangat menaruh perhatian kepada masyarakat dan wilayah yang terkena dampak perubahan iklim global. Ia menekankan, pentingnya edukasi mitigasi bencana kepada masyarakat. 

"Pemahaman di lingkungan masyarakat akan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami masih belum optimal, sehingga mengakibatkan masih tingginya dampak yang terjadi akibat gempa bumi dan tsunami. Literasi kepada masyarakat perlu kita tingkatkan kedepannya," kata Luhut dalam sambutannya pada acara Rapat Koordinasi Pembangunan Nasional (Rakorbangnas) BMKG bertajuk ‘Info BMKG Kawal Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh secara virtual, pada Kamis (29/7). 

Baca juga : Anies-Luhut Seiya Sekata

Lebih lanjut, Luhut menekankan Pemerintah perlu melakukan inovasi teknologi dan peningkatan kapasitas SDM, khususnya untuk BMKG, agar mampu memonitor, menganalisis, memprediksi serta memberikan informasi dan peringatan dini terhadap potensi Multi Bencana Geo-hidrometeorologi secara cepat, tepat dan akurat. 

"Saya mengapresiasi BMKG atas dedikasi dan komitmennya dalam usaha untuk mencegah dan melakukan mitigasi terhadap kondisi iklim di Indonesia untuk keselamatan seluruh masyarakat Indonesia, " imbuhnya.

Baca juga : `Wanita Emas` Sebut Pentingnya Data Terintegrasi Demi Atasi Pandemi Covid-19

Menurutnya, edukasi, literasi dan advokasi kepada masyarakat perlu dilakukan secara terus-menerus, baik oleh Pemerintah Pusat dan Daerah serta pihak swasta, media ataupun pihak terkait, tentang fenomena cuaca, iklim, gempa dan tsunami, serta dampak potensi bencana yg dapat terjadi, dan langkah mitigasi yang cepat dan tepat. 

Luhut mencatat, sampai saat ini sekitar 112 Kabupaten/Kota yang tersebar di Pesisir Pantai Timur Sumatera, sebagian Pesisir Pantai Barat Sumatera, Pesisir Pantura, Pesisir Kalimantan, sebagian pesisir Sulawesi dan Papua terindikasi telah mengalami kejadian banjir rob. 

Baca juga : Pertamina Garap Migas Di Aljazair

Adanya banjir Rob juga diperparah dengan munculnya fenomena penurunan muka tanah (land subsidence) yang sebagian besar terjadi di pesisir Pantai Utara Jawa antara lain Jakarta, Pekalongan, Semarang dan Demak. 

Potensi kerugian akibat banjir rob ditaksir melebihi angka Rp 1000 triliun rupiah. Biaya tersebut, harus dikeluarkan untuk pembuatan tanggul pantai dan laut, peninggian infrastruktur dan bangunan pesisir hingga biaya relokasi. [DIR] 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.