Dark/Light Mode

Suharso Bicara Strategi Indonesia Capai Sasaran Pembangunan Di 2022

Rabu, 18 Agustus 2021 22:38 WIB
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa

RM.id  Rakyat Merdeka - Dalam Konferensi Pers Nota Keuangan dan Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2022 yang digelar pada Senin (16/8/2021) sore, Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyebut tahun depan sebagai momentum untuk melaksanakan Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural, sesuai tema Rencana Kerja Pemerintah atau RKP 2022. 

“Yang menjadi tekanan kita pada 2022 adalah industri, pariwisata, ketahanan pangan, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah atau UMKM, infrastruktur, transformasi digital, dan Pembangunan Rendah Karbon,” ujar Suharso melalui konferensi video.

RKP 2022 adalah RKP tahun ketiga dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024. 

RKP 2022 dijabarkan dalam 7 Prioritas Nasional atau PN, yaitu PN 1, Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan Berkualitas dan Berkeadilan.

PN 2, Pengembangan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan. PN 3, SDM Berkualitas dan Berdaya Saing. PN 4, Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan. PN 5, Infrastruktur untuk Ekonomi dan Pelayanan Dasar. 

PN 6, Lingkungan Hidup, Ketahanan Bencana, dan Perubahan Iklim; dan PN 7, Stabilitas Politik, Hukum, Pertahanan, dan Keamanan dan Transformasi Pelayanan Publik. 

RKP 2022 menetapkan sejumlah sasaran pembangunan, yakni Pertumbuhan Ekonomi 5,2–5,8 persen, Tingkat Pengangguran Terbuka 5,5–6,3 persen, Tingkat Kemiskinan 8,5–9,0 persen, Rasio Gini 0,376–0,378, Indeks Pembangunan Manusia 73,41–73,46, dan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca 26,87 persen. 

Sasaran pertumbuhan ekonomi ini telah sejalan dengan Pidato Kenegaraan Presiden Jokowi pada Senin (16/8) pagi. 

Baca juga : Maybank Indonesia Salurkan Bantuan untuk Penanggulangan Covid-19

Adapun indikator pembangunan lainnya terdiri dari Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Nelayan, yang masing-masing sebesar 103-105 dan 104-106. 

Transformasi Ekonomi Indonesia

Pandemi Covid-19 memberikan tekanan terhadap ekonomi global dan Indonesia. Pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi cukup dalam, pertama kali sejak krisis Finansial Asia pada 1998. 

Pencapaian ekonomi Indonesia yang sempat naik menjadi upper middle-income country pada 2019, kembali turun menjadi lower middle-income pada 2020. 

Agar sasaran untuk keluar menjadi negara maju sebelum 100 tahun Indonesia merdeka tetap dapat tercapai, Indonesia harus segera mengembalikan trajectory perekonomian pada level sebelum krisis dan mengangkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih tinggi. 

Untuk itu, redesain transformasi ekonomi perlu dilakukan untuk mengakomodasi tantangan-tantangan pasca Covid-19 yang diarahkan pada peningkatan produktivitas maupun nilai tambah. 

Kebijakan yang akan dilakukan antara lain melakukan reformasi sektor publik, meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui perbaikan sistem pendidikan dan pelatihan tenaga kerja, reformasi sistem perlindungan sosial, reformasi sektor fiskal melalui peningkatan penerimaan perpajakan dan peningkatan belanja yang berkualitas, dan peningkatan inovasi litbang dan teknologi. 

Pandemi menjadi waktu yang tepat untuk mengubah orientasi pembangunan menjadi lebih berkelanjutan dan berbasis lingkungan atau yang juga dikenal dengan Ekonomi Hijau.

Baca juga : Indonesia Sedang Di Fase Kritis

Kementerian PPN/Bappenas tengah menyusun Redesain Transformasi Ekonomi Indonesia paska Covid-19 yang salah satu strateginya adalah implementasi Ekonomi Hijau dan untuk mencapai pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan, dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals sebagai instrumen utama. 

Secara keseluruhan, ada enam strategi Transformasi Ekonomi Indonesia yang disiapkan Pemerintah. 

Strategi pertama, Sumber Daya Manusia Berdaya Saing, meliputi sistem kesehatan, pendidikan, riset dan inovasi. Strategi kedua, produktivitas sektor ekonomi, mencakup industrialisasi, produktivitas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), dan modernisasi pertanian. 

Strategi ketiga, ekonomi hijau, meliputi ekonomi rendah karbon, blue economy, dan transisi energi yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat, membuka kesempatan kerja hijau yang lebih berkelanjutan, dan mendukung pengurangan emisi gas rumah kaca. 

Strategi keempat, transformasi digital, terdiri atas infrastruktur digital, pemanfaatan digital, dan penguatan enabler. Strategi kelima, Pemindahan Ibu Kota Negara sebagai sumber pertumbuhan baru dan penyeimbang ekonomi antar wilayah. 

Strategi keenam, integrasi ekonomi domestik, meliputi economic powerhouse dengan fokus pada infrastruktur konektivitas serta domestic value chain.

"Tahun 2022 sebagai pijakan kita untuk melakukan transformasi ekonomi, yang seperti apa? Yang menghadapi perubahan iklim, orang sudah mulai berubah ke green economy, peluang yang luas, terbuka, misalnya di bidang farmasi, kedokteran, medis, memberikan peluang pekerjaan yang saya kira akan mendorong pertumbuhan ekonomi," tutur Suharso. 

Transformasi Ekonomi adalah kunci untuk meningkatkan produktivitas, utamanya melalui strategi perubahan struktur perekonomian, dari semula lower productivity, menuju higher productivity. 

Baca juga : Di Masa Pandemi, Sreeya Indonesia Tetap Catat Pertumbuhan Positif

Selain itu, transformasi ekonomi yang mengusung ekonomi hijau juga menjadi langkah penyelesaian tantangan pembangunan lainnya, seperti pemanasan global hingga menciptakan lapangan kerja dan mendorong investasi. 

Implementasi Transformasi Ekonomi Indonesia, selain untuk penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi serta reformasi struktural, juga dibidik untuk mewujudkan Visi Indonesia 2045. 

Pasalnya, ekonomi Indonesia yang sudah terkontraksi sejak kuartal II 2020 masih terus berupaya mencapai target-target penting dalam pembangunan, terutama agar tingkat kesejahteraan masyarakat makin meningkat dan status Indonesia kembali menjadi upper middle income country. 

“Harapan kita, jika Indonesia mampu tumbuh sekitar rata-rata 6 persen per tahun yang dimulai dari 2022 sebagai titik awal pemulihan ekonomi, maka trajectory PDB sebelum krisis bisa kembali pada 2029. Dalam jangka panjang, di 2045 nanti, Indonesia akan menjadi negara maju, memiliki pendapatan terbesar kelima di dunia, per kapitanya mencapai USD 23.000 dan lepas sudah kita dari jebakan middle income trap pada kisaran 2041-2043,” urai Suharso. 

Menuju 2022, Indonesia harus terus berupaya keras untuk mengendalikan Covid-19, menargetkan penurunan kasus dan kematian akibat Covid-19, mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity, melindungi dan memperkuat sistem kesehatan secara menyeluruh, serta menjaga produktivitas serta meminimalkan dampak sosial dan ekonomi. 

Herd immunity hanya dapat dipercepat jika ketersediaan vaksin bertambah dan kapasitas vaksinasi harian ditingkatkan. 

Upaya lain yang perlu dilakukan adalah meningkatkan ketersediaan vaksin, terutama vaksin yang mempunyai efikasi lebih tinggi, peningkatan kapasitas vaksinator dan cold chain, penunjukan lebih banyak lokasi vaksinasi, serta pelibatan swasta dan pelaksanaan vaksinasi gotong royong oleh badan hukum/badan usaha. [ADV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.