Dark/Light Mode

MEF 2021

Jokowi Dukung Global Methane Pledge Secara Transparan Dan Partisipatif

Sabtu, 18 September 2021 07:39 WIB
Presiden Jokowi (kedua kiri atas) dalam pertemuan MEF 2021 secara virtual, Jumat (17/9). (Foto: BPMI)
Presiden Jokowi (kedua kiri atas) dalam pertemuan MEF 2021 secara virtual, Jumat (17/9). (Foto: BPMI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi menjadi satu dari sepuluh kepala negara atau kepala pemerintahan yang mengikuti Major of Economies Forum on Energy and Climate (MEF) 2021, yang digelar secara virtual, Jumat (17/9) malam.

Dari Istana Kepresidenan Bogor, Presiden mengikuti forum yang berisi negara-negara utama dalam pembahasan tentang energi dan perubahan iklim tersebut.

“Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah mengundang sejumlah negara-negara utama, untuk hadir pada pertemuan ini. Pada kesempatan malam ini, Bapak Presiden adalah salah satu dari hanya sepuluh kepala pemerintahan lainnya  yang hadir dan berbicara dalam pertemuan melalui virtual setting,” ujar Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Mahendra Siregar, usai mendampingi Presiden dalam acara tersebut.

Baca juga : Moeldoko : Pengelolaan Dana Desa Harus Transparan Dan Partisipatif

"Selain kepala negara/kepala pemerintahan, forum ini juga dihadiri oleh sejumlah organisasi multilateral. Ada Presiden Komisi Eropa, Presiden Dewan Eropa, serta Sekretaris Jenderal PBB,” imbuhnya.

Pertemuan MEF bertujuan menggalang kerja sama negara-negara utama, untuk langkah-langkah konkret yang ambisius. Demi mewujudkan ambisi ataupun target dari pertemuan Conference of Parties (COP26) di Glasgow, pada November mendatang.

Mahendra menjelaskan, MEF memiliki tujuan spesifik untuk memastikan bahwa perubahan suhu dunia, tidak melebihi 1,5 derajat Celcius.

Baca juga : Leani Ratri Puji Jokowi Dan Menpora Setarakan Atlet Olimpiade Dan Paralimpiade

Dalam konteks tersebut, yang menjadi satu fokus utama adalah penyampaian Nationally Determined Contribution (NDC), yaitu komitmen masing-masing negara yang disampaikan dalam kerangka rencana program dan tujuan untuk mengatasi perubahan iklim.

Secara khusus, fokus pertemuan malam itu terkait erat dengan transisi ke energi baru dan terbarukan.

Selain itu, Presiden Biden juga mengundang para peserta yang hadir pada pertemuan ini untuk mendukung global methane pledge, yaitu kesepakatan atau suatu janji bersama untuk mengatasi emisi gas metan.

Baca juga : Kearifan Global Dan Kemenangan Taliban Di Afghanistan

“Terkait global methane pledge, yang merupakan usulan dan permintaan dukungan dari Presiden Biden, Bapak Presiden menyampaikan secara umum mendukung langkah tadi dengan menyarankan agar seluruh prosesnya dilakukan secara terbuka. Melalui mekanisme yang transparan dan bersifat partisipatif," terang Mahendra.

"Dalam konteks Indonesia sendiri, penurunan gas metan sudah dicakup di dalam NDC Indonesia yang juga sudah di-update dan disampaikan kepada PBB ataupun UNFCCC,” tandasnya. 

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, dan Wamenlu Mahendra Siregar turut hadir dalam pertemuan tersebut. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.