Dark/Light Mode

Bangun Kolaborasi Transisi Energi Di Kancah Internasional, Indonesia Cetuskan Program FIRE

Jumat, 5 November 2021 17:15 WIB
Menteri ESDM Arifin Tasrif saat dialog transisi energi pada gelaran COP ke-26 di Pavilion Indonesia, Glasgow, United Kingdom, Kamis (4/11). waktu setempat. (Foto: Dok. Kementerian ESDM)
Menteri ESDM Arifin Tasrif saat dialog transisi energi pada gelaran COP ke-26 di Pavilion Indonesia, Glasgow, United Kingdom, Kamis (4/11). waktu setempat. (Foto: Dok. Kementerian ESDM)

 Sebelumnya 
Dengan mempertimbangkan peralihan lanskap energi global menuju ekonomi rendah karbon dan Net Zero Emission (NZE), Indonesia melakukan exercise kembali yaitu sekitar 9,2 Giga Watt (GW) Pembangkit Listrik Tenaga Uap dapat diberhentikan lebih awal sebelum tahun 2030.

Rinciannya, papar Arifin, sebanyak 5,5 GW dari PLTU akan dipensiunkan secara dini tanpa adanya penggantian dari pembangkit listrik EBT. Jumlah ini berkontribusi pada pengurangan emisi sebesar 36 juta ton CO2 dengan total investasi yang dibutuhkan adalah USD 26 miliar. Sisanya 3,7 GW akan pensiun dini dan diganti dengan pembangkit listrik EBT.

Angka ini akan berkontribusi pada pengurangan emisi total sebesar 53 juta ton CO2 dengan total investasi yang dibutuhkan adalah USD 22 miliar (sekitar USD 8 miliar untuk penghentian PLTU dan sisanya USD 14 miliar untuk EBT).

Baca juga : Airlangga: Jokowi Terus Dorong Kerja Sama Internasional Untuk Pulihkan Ekonomi

Guna mencapai hal tersebut, Arifin mengungkapkan tiga hal penting yang dapat dijadikan lingkup kerja sama dengan mitra internasional, pertama kerjasama melalui technology sharing dan capacity building.

Kedua bantuan teknis dan akses teknologi terkini serta mendukung penciptaan lapangan kerja baru. Ketiga peningkatan investasi di bidang energi terbarukan, efisiensi energi, dan proyek infrastruktur.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial juga menegaskan dukungan dari lembaga pembiayaan internasional dalam menyelesaikan masalah perubahan iklim di sektor energi.

Baca juga : Punya Wibawa Di Mata Internasional, Jenderal Andika Sangat Cocok Jadi Panglima TNI

"Pemerintah Inggris, Republik Federal Jerman, dan Kerajaan Denmark, menunjukkan komitmennya untuk mendukung transisi energi Indonesia," ujar Ego.

"Kami juga telah mengumpulkan dari lembaga pembiayaan internasional, yaitu Bank Pembangunan Asia dan Bank Dunia mengenai bagaimana reformasi fiskal dan struktural perlahan membantu Indonesia keluar dari ketergantuan penggunaan batubara secara bertahap," jelas Ego.

Ego menegaskan komitmen Indonesia dalam berkontribusi pada tujuan Net Zero Emission (NZE) global melalui pendanaan iklim yang memadai dan transfer teknologi yang andal.

Baca juga : Bantu RI Kebut Transisi Energi Dan Ekonomi Hijau, Inggris Guyur Dana Rp 132,63 Triliun

"Oleh karena itu, kami akan menyambut baik dukungan dan kontribusi masyarakat internasional dan negara-negara maju, karena kami bercita-cita untuk memimpin dengan memberi contoh," pungkas Ego. [SRI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.