Dark/Light Mode

Rakernas MPI

Muhammadiyah Harus Pengaruhi Perkembangan Era Digital

Sabtu, 15 Juli 2023 09:26 WIB
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir memberikan amanat dalam Rakernas Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah, di Kampus Utama Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Jumat (14/7). (Foto: Instagram Haedar)
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir memberikan amanat dalam Rakernas Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah, di Kampus Utama Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Jumat (14/7). (Foto: Instagram Haedar)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Haedar Nashir meminta semua kader Persyarikatan tidak ketinggalan dengan perkembangan era digital. Kader Muhammadiyah harus adaptif dengan perkembangan itu, bahkan bisa memengaruhi perkembangan tersebut.

Hal tersebut disampaikan Haedar saat memberikan amanat dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah, di Kampus Utama Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Bantul, DI Yogyakarta, Jumat sore (14/7). Rakernas ini dihadiri MPI Pimpinan Pusat dan 33 MPI Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Berkelanjutan (Provinsi). Total yang hadir lebih dari 150 orang. Rakernas digelar selama tiga hari, dari Jumat (14/7) sampai Minggu (16/7).

Haedar menerangkan, sekarang masyarakat ada di era teknologi informasi. Bahkan, sistem sosial masyarakat sudah dibentuk oleh sistem itu dengan adanya media sosial (medsos).

"Medsos sudah menjadi realitas nyata. Medsos bukan lagi realitas maya. Medsos sudah menjadi satu kekuatan baru. Tindakan, knowledge kita dibentuk mendsos," terangnya.

Baca juga : Sowan Ke Ketum Muhammadiyah, Prabowo Lincah Banget

Dia menekankan, Muhammadiyah harus bisa beradaptasi dengan perkembangan ini. Caranya, dengan menghasilkan karya-karya untuk kemajuan umat. "Kita harus bisa memengaruhi era ini, bukan dipengaruhi," imbuhnya.

Haedar lalu memaparkan empat cara untuk menghadapi perkembangan era digital itu dengan mengutip terori dari sosiolog terkemuka Talcott Parsons. Pertama, harus adaptif. Cara adaptif adalah tidak larut dengan sistem tersebut.

"Kita tidak boleh larut dengan sistem itu. Kita harus menghasilkan sistem lebih bagus lagi," ucapnya.

Kedua, harus punya goal attainment yang akan dicapai Muhammadiyah. "Goal Muhamamdiyah yang ingin dicapai apa," ucapnya.

Baca juga : Dubes RI Untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal Bahas Rencana Pembangunan Kampung Indonesia

Ketiga, kemampuan berintegrasi. Haedar memandang, kemampuan berintegrasi ini penting. Setiap majelis dan lembaga di Muhammadiyah bisa bekerja bersatu padu. Misalnya, antara Majelis Tabligh dengan MPI. "Yaitu mampu menggabungkan cara konvensional dengan digital," terangnya.

Keempat, kemampuan memelihara pola. "Pola yang sudah dibangun Muhammadiyah harus dirawat. Jangan sampai lepas," jelas Haedar.

Dia berharap, MPI harus bisa mengintegrasi proses baru di era digitalisasi ini. "MPI harus jadi leading sector. Harus di depan. Termasuk membantu Majelis Tabligh dan tarjih. Sehingga membuat Tabligh dan Tarjih menjadi fungsional di era sekarang ini," ucapnya.

Haedar mencontohkan mengenai penyebarluasan fatwa-fatwa dan materi dakwah yang harus cepat. "Untuk kontennya, Majelis tabligh punya. Instrumen MPI harus bantu. Bahkan, Pimpinan Pusat pun butuh backup dari MPI," ucapnya.

Baca juga : Harvest City Terapkan Strategi Pemasaran Digital

Haedar juga mengingatkan, Muhammadiyah perlu juga melahirkan mubaligh anak muda muda yang keren yang bisa ditampilkan di berbagi platform media sosial. “Tampilannya jangan jadul, speaker yang bagus,” katanya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.