Dark/Light Mode

Serial Workshop FPCI: The Korean Wave

Hallyu, Kekuatan Dahsyat Diplomasi Budaya Korsel

Sabtu, 20 November 2021 06:30 WIB
Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in (ketiga kiri) dan anggota boyband K-Pop BTS berpose sambil memamerkan hadiah yang diberikan oleh BTS selama Youth Day di
Presidential Blue House di Seoul, Korea Selatan, 19 September 2020. (Foto: Yonhap via REUTERS).
Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in (ketiga kiri) dan anggota boyband K-Pop BTS berpose sambil memamerkan hadiah yang diberikan oleh BTS selama Youth Day di Presidential Blue House di Seoul, Korea Selatan, 19 September 2020. (Foto: Yonhap via REUTERS).

RM.id  Rakyat Merdeka - Korean Wave atau Gelombang Korea (Selatan) terus menerjang ke pelosok dunia. Beberapa waktu terakhir, Negeri Ginseng itu kembali mengguncang dunia dengan “Parasite”, film berbahasa asing pertama yang memenangkan film terbaik di Academy Awards 2019.

Tak cuma itu, Korsel juga punya band, yang boleh jadi, salah satu band musik terbesar di dunia, BTS! “Sukses besar Hallyu ini tidak terjadi dalam semalam!” kata Andrew Eungi Kim, Profesor International Studies di Korea University.

Hal ini dia sampaikan saat menjadi pembicara pada Workshop ke-5 yang dihelat Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), bekerja sama dengan Korea Foundation Jakarta, Jumat (12/11) siang. Workshop bertema “Hallyu and Its Impacts on Korea’s Cultural Diplomacy” ini, dipandu oleh Dayu Nirma Amurwanti dari Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Bina Nusantara (BINUS).

Baca juga : Hari Sumpah Pemuda, Kaum Muda Harus Perkuat Semangat Keindonesiaan

Dikutip dari laman resminya, FPCI adalah lembaga yang didirikan untuk membahas dan memperkenalkan isu-isu hubungan internasional kepada banyak pihak terkait di Indonesia. Seperti diplomat, duta besar, pejabat pemerintah, akademisi, peneliti, bisnis, media, dosen, think tank, mahasiswa hingga media.

Didirikan pada 2014 oleh Dr. Dino Patti Djalal (Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat periode Agustus 2010 hingga 17 September 2013 dan Wakil Menteri Luar Negeri sejak Juli hingga Oktober 2014), FPCI dibentuk untuk mengembangkan internasionalisme Indonesia, agar lebih mengakar di seluruh nusantara dan memproyeksikan dirinya ke seluruh dunia.

Terkait Korean Wave, ungkap Prof Kim, dari 26 kata baru dari bahasa Korea yang ditambahkan ke dalam Oxford English Dictionary pada September lalu, salah satunya adalah kata “hallyu”.

Baca juga : Kemnaker Gelar Workshop Penyusunan Informasi Jabatan Di 15 Sektor

Secara harfiah, jelasnya, hallyu berarti “aliran Korea” atau “Gelombang Korea”. Ini mengacu pada penyebaran dan popularitas budaya populer Korea ke seluruh dunia, terutama sejak awal abad ke-21.

Hallyu pertama kali didorong oleh penyebaran K-drama di seluruh Asia pada dekade pertama abad ke-21, tetapi telah berkembang dari tren regional, menjadi fenomena global yang berpengaruh saat ini,” beber Anggota Komite Pengarah International Center for 2 Korean Studies, Korea University ini.

Tak pelak memang, kini Korsel menjadi salah satu eksportir budaya populer terkemuka di dunia, bersama Amerika Serikat, Inggris dan Jepang. Bahkan, kutip Kim, ilmuwan politik Amerika Joseph Nye menafsirkan, Gelombang Korea membuat semua hal tentang Korea, mulai mode, film, musik hingga masakan, semakin populer.

Baca juga : Penting! Dukungan Politik Kudu Back Up Isu Perubahan Iklim

“Majalah berita Inggris terkemuka The Economist pada 2014 bahkan menyebut, budaya pop Korea sebagai trendsetter terkemuka di Asia,” kutip Anggota Dewan Direksi Asosiasi Sosiologi Korea ini.

Dilacak mundur ke belakang, lanjut Kim, hallyu setidaknya dimulai sejak sekitar 1995 hingga pertengahan 2000-an, dengan kemunculan drama Korea (drakor). Persebaran awalnya hanya di wilayah China, Taiwan dan Jepang. Di antara drakor yang bisa disebut antara lain Winter Sonata (2002), Jewel in the Palace (2003-04) dan My Sassy Girl (2001).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.