Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Cek Di Sini, 5 Penjelasan Penting BPOM Soal Vaksin AstraZeneca Yang Bikin Heboh
- Lawan Guinea, Pelatih Persib: Timnas Akan Hadapi Lawan Berat
- Piala AFC U-17 Putri, Garuda Pertiwi Muda Fokus Hadapi Korsel
- 128.000 Jemaah Haji Indonesia Nikmati Fasilitas Fast Track
- Dortmund Ke Final, PSG Cuma Kurang Beruntung
Peringatan Untuk Negara Kaya
Tolong Jangan Hobi Menimbun Vaksin Ya, Nanti Bisa Muncul Varian Baru Lagi
Minggu, 28 November 2021 19:55 WIB
Sebelumnya
Para ilmuwan, pakar kesehatan masyarakat, dan advokat telah mengingatkan, kemunculan varian baru dipicu oleh kesenjangan besar antara tingkat vaksinasi di negara maju dan berkembang.
Sementara Direktur Badan Amal Penelitian Kesehatan Wellcome Trust Jeremy Farrar mengatakan, kemunculan varian baru mengingatkan dunia, tentang perlunya akses yang lebih adil ke vaksin dan alat kesehatan masyarakat lainnya.
"Varian baru adalah pengingat bahwa pandemi masih jauh dari selesai. Pandemi ini diperpanjang oleh adanya ketidakadilan," tutur Farrar.
Baca juga : Vaksin Merah Putih, Semoga Bisa Digunakan Tahun Depan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, hanya 7,5 persen orang di negara berpenghasilan rendah yang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid.
Di delapan negara Afrika yang mengalami lonjakan kasus akibat varian Omicron, proporsi populasi yang memiliki setidaknya satu dosis vaksin berkisar antara 5,6 persen di Malawi hingga 37 persen di Botswana.
Bandingkan dengan jumlah penduduk di negara berpenghasilan tinggi, yang telah menerima satu dosis vaksin. Totalnya mencapai angka 63,9 persen.
Baca juga : Menlu Tuvalu Pidato Pake Celana Sedengkul Di Laut
Di Uni Eropa dan Amerika Serikat, sekitar 70 persen orang telah menerima setidaknya satu suntikan, menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.
Meskipun ada banyak alasan mengapa tingkat vaksinasi di suatu negara tergolong rendah, Head menyebut kurangnya akses ke stok vaksin merupakan masalah utama. Di samping keraguan terhadap vaksin.
"Negara-negara kaya yang menimbun vaksin dalam jumlah besar di luar kebutuhan, tidak menindaklanjuti komitmen untuk menyumbangkan vaksin ke COVAX atau langsung ke negara itu sendiri. Ini yang menjadi biang masalah," katanya.
Baca juga : Prof. Tjandra: Negara Boleh Terapkan Vaksinasi Ketiga, Tapi Penuhi Dulu Syarat Ini
COVAX adalah program berbagi vaksin global WHO. Hingga bulan lalu, 537 juta dosis telah dikirimkan melalui skema COVAX ke 144 negara. Sebagian kecil dari 7,9 miliar dosis telah diberikan secara global sejauh ini.
Target WHO untuk mencapai tingkat vaksinasi global 40 pada akhir 2021 dan 70 persen pada pertengahan tahun depan, tampaknya masih di luar jangkauan. Apalagi, sampai saat ini, baru ada dua negara Afrika yang memiliki tingkat vaksinasi memadai. Yakni Maroko dan Tunisia.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya