Dark/Light Mode

Nilai Dampak Omicron Nggak Parah

Negeri Kanguru Pede Buka Aktivitas Ekonomi

Selasa, 4 Januari 2022 06:30 WIB
Perdana Menteri Scott Morrison. (Foto: Istimewa).
Perdana Menteri Scott Morrison. (Foto: Istimewa).

 Sebelumnya 
Pada akhir Desember 2021, Pemerintah Australia mengubah panduan tentang waktu yang tepat bagi masyarakat untuk mendapatkan tes PCR gratis. Pemerintah lalu menyerukan penggunaan tes cepat antigen yang lebih banyak untuk mengurangi tekanan pada layanan pengujian.

Namun, tes cepat antigen kekurangan pasokan alat. Morrison mengatakan, Pemerintah tidak akan menanggung biaya untuk individu yang melakukan tes mandiri yang menurutnya akan menghabiskan 15 dolar Aus (sekitar Rp 155.000) untuk sekali tes.

Baca juga : Kenaikan Harga Elpiji Non Subsidi Nggak Bakal Ganggu Rakyat Pengguna Gas Melon

“Kita berada di tahap lain dari pandemi ini sekarang, di mana kita tidak bisa terus menerus menggratiskan semuanya,” kata Morrison.

Australia melaporkan delapan kematian akibat Covid-19 kemarin. Sehingga total korban jiwa akibat Covid-19 selama pandemi di negara itu menjadi lebih dari 2.260 orang.

Baca juga : Waspadai Omicron, Mendagri Perintahkan Seluruh Pemda Ketatkan Pengawasan

Untuk meredam penularan Omicron, Pemerintah Australia akan mempersingkat waktu tunggu warga untuk menerima suntikan penguat (booster) Covid-19. Australia sebelumnya mengatakan, menawarkan booster kepada semua orang yang berusia di atas 18 tahun untuk mereka yang telah mendapatkan dosis vaksin kedua enam bulan sebelumnya.

Tapi dengan meningkatnya kasus varian Omicron, Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt mengatakan, interval waktu akan dipersingkat menjadi lima bulan setelah dosis kedua.

Baca juga : Lawan Omicron Dengan Prokes Dan Vaksinasi

“Dosis booster, lima bulan atau lebih setelah dosis kedua, akan memastikan bahwa perlindungan dari pengobatan utama. Bahkan lebih kuat dan tahan lama dan akan membantu mencegah penyebaran virus,” kata Hunt dalam sebuah pernyataan melalui email.

Australia akan menggunakan vaksin Pfizer dan Moderna dalam program booster. Australia adalah salah satu negara yang warganya paling banyak divaksinasi, yakni sekitar 90 persen orang berusia di atas 16 tahun telah divaksinasi lengkap. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.