Dark/Light Mode

Operasi Militer Rusia, Kemlu: 72 WNI Nginap Di KBRI Kiev

Jumat, 25 Februari 2022 12:11 WIB
Tim pemadam kebakaran mematika api di sebuah gedung yang dihantam bom di kota Chuguiv, timur Ukrainian, Kamis, 24 Februari 2022. (Foto AFP)
Tim pemadam kebakaran mematika api di sebuah gedung yang dihantam bom di kota Chuguiv, timur Ukrainian, Kamis, 24 Februari 2022. (Foto AFP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Luar Negeri (Kemlu RI) menyatakan,  72 warga negara Indonesia (WNI) sudah berkumpul di KBRI Kiev, Ukraina.

Kemlu dan KBRI Kiev telah menggelar sejumlah pertemuan virtual dengan para WNI yang tersebar di wilayah-wilayah lain. Mereka terus memonitor kondisi dan menjelaskan langkah-langkah perlindungan. Dari 138 WNI yang berada di Ukraina, mayoritasnya terkonsentrasi di Kiev dan Odessa.

Menurut Direktur Perlindungan WNI Kemenlu Judha Nugraha, pihaknya telah mengadakan pertemuan virutal dengan para WNI di Ukraina pada Kamis malam (24/2) waktu Jakarta atau petang waktu Kiev.

Pertemuan virtual tersebut dilakukan untuk memonitor kondisi dan menjelaskan langkah-langkah perlindungan WNI di tengah situasi konflik antara Rusia dan Ukraina yang kian memanas.

Baca juga : Ukraina Darurat, WNI Diminta Kumpul Di KBRI Kiev

“Mereka dalam kondisi selamat dan tetap tenang. Kami meminta mereka utk meningkatkan kewaspadaan dan segera berkumpul di KBRI. KBRI juga membantu penjemputan bagi mereka yang kesulitan transportasi,” terang Judha.

Bagi WNI yang tak dapat melakukan perjalanan ke Kiev, KBRI akan melakukan penjemputan ke lokasi-lokasi mereka.

Bersama dengan sejumlah Lembaga terkait, KBRI Kiev menyusun rencana kontingensi untuk melindungi para WNI.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, sekitar 137 orang termasuk tentara dan warga sipil tewas pada hari pertama serangan Rusia di Ukraina. Zelensky memberikan data awal tentang jumlah korban tewas dalam pesan video di Facebook, lansir kantor berita resmi Ukraina, Ukrinform, dilansir kantor berita Anadolu.

Baca juga : PM Belanda Minta Maaf, Kemlu RI: Apa Makna Di Balik Itu?

Dia juga mengatakan bahwa "kelompok sabotase musuh" telah memasuki Ibu Kota. Ia juga meminta masyarakat berhati-hati dan mengikuti aturan jam malam.

Krisis Donbass Dan Operasi Militer Rusia

“Revolusi Maidan” pada Februari 2014 di Ukraina menyebabkan mantan Presiden Viktor Yanukovych (pro Rusia) melarikan diri dari negara itu. Kemudian, Pemerintah pro-Barat berkuasa di Ukraina. Perkembangan itu diikuti dengan referendum di Crimea, sehingga wilayah itu menjadi bagian Rusia.

Kemudian kelompok separatis pro Rusia mendeklarasikan kemerdekaan di wilayah Donetsk dan Luhansk di Donbass di timur Ukraina. Keduanya memiliki populasi etnis Rusia yang besar.

Baca juga : Austria Lockdown, Kemlu Minta WNI Di Rumah Saja

Ketika bentrokan meletus antara pasukan separatis yang didukung Rusia dan tentara Ukraina, perjanjian Minsk 2014 dan 2015 diteken di Moskow, menyusul intervensi kekuatan Barat. Konflik di sana berlangsung hingga delapan tahun sampai sekarang. Sekitar 14.000 orang tewas dalam konflik di Ukraina timur hingga Februari 2022.

Ketegangan mulai meningkat akhir tahun lalu ketika Ukraina, AS dan sekutunya menuduh Rusia mengumpulkan puluhan ribu tentara di perbatasan Ukraina. Mereka mengklaim Rusia sedang bersiap untuk menyerang tetangga baratnya Ukraina. Tuduhan Barat itu secara konsisten dibantah Moskow.

Namun di tengan konflik Rusia Ukraina yang terus dipanas-panasi ancaman sanksi Barat, Moskow secara resmi mengakui Donetsk dan Luhansk sebagai negara merdeka. Diikuti dengan, Presiden Vladimir Putin mengumumkan penerjunan tentara untuk mengamankan Donbass, timur Ukraima, dengan dimulainya operasi militer khusus pada Kamis (24/2).

Putin mengatakan, operasi itu bertujuan untuk melindungi orang-orang yang “menjadi sasaran genosida” Kiev dan “demiliterisasi dan denazifikasi” Ukraina. Putin juga mendesak tentara Ukraina untuk meletakkan senjatanya.[MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.