Dark/Light Mode

Perusahaan Farmasi Global Stop Peredaran Botox Di Rusia, Putin Kena Dampak?

Sabtu, 19 Maret 2022 07:07 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin, saat menghadiri konser yang menandai 8 tahun reunifikasi Krimea dengan Rusia di Luzhniki Sports Center, Moskow, Jumat (18/3). (Foto: Instagram)
Presiden Rusia Vladimir Putin, saat menghadiri konser yang menandai 8 tahun reunifikasi Krimea dengan Rusia di Luzhniki Sports Center, Moskow, Jumat (18/3). (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejumlah perusahaan obat global seperti Eli Lily and Co, Novartis, dan Abbvie Inc menjatuhkan sanksi terhadap Rusia, menyusul invasi negara tersebut ke Ukraina sejak 24 Februari lalu. 

Terkait sanksi ini, Eli Lilly and Co mengatakan, pihaknya akan terus memasok obat-obatan penting untuk pengobatan kanker dan diabetes.

Namun, Reuters menyebut, perusahaan farmasi AS yang telah berdiri sejak 1876 itu akan menghentikan peredaran produk non esensial di Negeri Beruang Merah.

Sementara AbbVie, yang memproduksi perawatan kerut terkenal Botox mengatakan, pihaknya telah menghentikan semua produk estetika di negara tersebut untuk sementara.

Baca juga : Kurangi Beban Pertamina, Harga BBM Pertamax Diusulkan Naik

Kira-kira, siapa yang mungkin terpengaruh, terutama oleh perkembangan terakhir itu? Bisa jadi, salah satunya adalah Presiden Rusia Vladimir Putin. Pria yang keputusannya menyerang Ukraina bulan lalu, memicu serangkaian sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya dari banyak negara Barat.

The Daily Beast mengingatkan pembacanya, pemimpin Rusia berusia 69 tahun itu telah lama dilaporkan sebagai pengguna Botox.

Satu dekade lalu, sebuah artikel di The Guardian meliput rumor yang beredar di media sosial, tentang penggunaan produk tersebut oleh Putin.

Rumor ini mulai berkembang, setelah Putin berkunjung ke Kiev pada Oktober 2011. Kala itu, dia menjabat sebagai Perdana Menteri Rusia.

Baca juga : Pemerintah Tidak Panik

The Independent melaporkan, dia muncul ke sebuah pertemuan dengan memar biru-kuning besar di sekitar matanya. Para blogger di seluruh Rusia memvonis, itu pasti hasil dari suntikan Botox.

Juru Bicara Putin pun terpaksa mengeluarkan bantahan. “Mungkin hanya bagaimana cahaya itu jatuh. Perdana Menteri sedang lelah," ucapnya kala itu.

Sementara majalah New Times Rusia telah meliput subjek tersebut di awal tahun, dengan sebuah artikel berjudul Apa yang terjadi dengan wajah Putin?

Artikel itu menyebutkan, empat ahli bedah plastik yang diwawancarai majalah itu mengklaim Putin mungkin telah menjalani operasi kosmetik. Kemungkinan, dia telah menjalani suntikan Botox di dahinya.

Baca juga : Ini Penjelasan Polri Soal Keterlibatan Dokter Sunardi Dalam Jaringan JI

Abbvie Inc yang berbasis di Illinois AS, juga tidak segera menanggapi pertanyaan apakah penangguhan penjualannya di Rusia, dimaksudkan secara khusus untuk memberikan dampak terhadap Putin.

Dalam sebuah pernyataan di situs webnya, perusahaan itu mengatakan: "Kami bersama orang-orang Ukraina. Mereka terkena dampak di seluruh wilayah. Sebagai perusahaan biofarmasi global, kami memiliki tanggung jawab terhadap pasien yang bergantung pada obat-obatan kami". [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.