Dark/Light Mode

India Batal Beli Minyak Rusia Usai Ditelepon Biden

Rabu, 13 April 2022 20:12 WIB
Presiden Joe Biden bertemu secara virtual dengan Perdana Menteri India Narendra Modi di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Senin, 11 April 2022.
Presiden Joe Biden bertemu secara virtual dengan Perdana Menteri India Narendra Modi di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Senin, 11 April 2022.

 Sebelumnya 
India hingga saat ini ikut menahan diri untuk tidak menjatuhkan sanksi apapun terhadap Rusia. Sebelumnya, Menteri Energi Rusia Nikolai Shulginov mengatakan kepada surat kabar Izvestia, Moskow siap menjual minyak dan produk minyak ke negara-negara bersahabat dalam kisaran harga 80-150 dolar AS per barel pada prinsipnya mungkin.

Tetapi Shulginov menekankan, Rusia menjual minyak dengan harga teman ini untuk memastikan industri minyak terus berjalan. Sebelumnya, pada awal Maret lalu AS menjatuhkan sanksi terhadap sektor minyak dan gas (migas) Rusia. 

Baca juga : Pendapatannya Meroket, WGSH Siap Tebar Dividen

Biden mengumumkan, negaranya melarang semua impor minyak, gas alam, dan energi dari Rusia. Biden menggambarkan langkah itu sebagai upaya menargetkan arteri utama ekonomi Rusia. Pengumuman itu berdampak pada terguncangnya harga minyak dunia yang sudah cukup tinggi. Bahkan, sebelum jatuhnya sanksi dari AS.

Sebelum rencana itu diumumkan, harga minyak mentah Brent menyentuh harga 139,12 dolar AS per barel, sedikit lagi mendekati harga tertingginya pada 2008. Sementara, West Texas Intermediate ditutup di harga 130,50 dolar AS. Harga minyak telah melonjak lebih dari 30 persen sejak perang Rusia Ukraina. Ini karena Rusia merupakan salah satu produsen minyak mentah dunia.

Baca juga : Kabar Baik, BLT Minyak Goreng Siap Dikucurkan

Berdasarkan data dari British Petroleum (BP) Statistical Review of World Energy 2021, Rusia memproduksi 10,667 juta barel per hari atau setara 12,6 persen produksi global. Jumlah ini tak jauh di bawah Amerika Serikat (16,476 juta barel per hari) dan di atas produksi Arab Saudi yang sebesar11,039 juta barel per hari.

Sejumlah negara sangat bergantung pada minyak dan gas Rusia. Negara Uni Eropa adalah importir migas Rusia. Sekitar 40 persen dari total konsumsi gas Eropa dipasok Rusia. Jerman, misalnya, mengimpor 55 persen gas alam, 35 persen minyak bumi, dan 50 persen batubara dari Rusia.

Baca juga : Dolar AS Melonjak, Rupiah Pagi Ini Kurang Tenaga

Akibatnya, anggota Uni Eropa akhirnya satu per satu mencari kerja sama dengan negara Timur Tengah terkait pasokan migas. Jerman segera menjajaki kerja sama dengan Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA). Inggris juga berupaya mengamankan minyak di UEA dan Arab Saudi, meskipun gagal. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.