Dark/Light Mode

Sudah Investasi Rp 4 T, CNN+ Hanya Berumur Sebulan

Senin, 25 April 2022 20:47 WIB
Iklan CNN+ di Manhattan, New York City, Amerika Serikat. (Foto GettyImages/Spencer Platt via CNN)
Iklan CNN+ di Manhattan, New York City, Amerika Serikat. (Foto GettyImages/Spencer Platt via CNN)

RM.id  Rakyat Merdeka - Para petinggi media Amerika Serikat (AS) kembali menjadi sorotan setelah layanan streaming berbayar CNN+ tidak bisa bertahan lama usai peluncurannya pada 29 Maret lalu. CNN+ akan ditutup 30 April, setelah diluncurkan dengan nilai investasi sebesar 300 juta dolar AS atau sekitar Rp 4,3 triliun.

Keputusan ini diambil setelah perusahaan induk CNN, WarnerMedia resmi merger dengan perusahaan media Discovery dan membentuk Warner Bros Discovery (WDB) pada awal bulan ini. Pemilik baru menyebut, streaming berbayar CNN+ tidak menguntungkan, karena hanya 100 ribu pengguna yang mendaftar untuk berlangganan.

Baca juga : USAID Cs Kucurkan Investasi Rp 103 M, Dukung Industri Kakao

Dalam rapat perusahaan yang dijamu Oprah Winfrey di Burbank, California, pekan lalu, Presiden dan Kepala Eksekutif CNN David Zaslav mengatakan, dia ingin membuat perusahaan tersebut fokus kepada pemberitaan fakta dan memisahkan diri dari industri teve kabel berbayar.

"Jika kita bisa mewujudkan hal tersebut, kita bisa menciptakan masyarakat yang lebih baik," ujar Zaslav.

Baca juga : Raih Volume Transaksi Rp 297 M, BNI Andalkan QRIS

Salah satu anggota utama perusahaan, John Malone, mengatakan, ada bias media dalam jurnalisme. "Saya ingin melihat CNN kembali ke awal jurnalisme, saat memulai bisnis. Ini akan memberi perubahan yang lebih segar," ujar Malone kepada CNBC November lalu.[DAY]

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.