Dark/Light Mode

Dari Dubes RI untuk China

Tips Agar Investor Tekfin China Sukses di Tanah Air

Senin, 1 Juli 2019 23:26 WIB
Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun (berdiri) saat berbicara di Shanghai Fintech Summit. (KBRI Beijing)
Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun (berdiri) saat berbicara di Shanghai Fintech Summit. (KBRI Beijing)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pasar teknologi finansial (tekfin) di Indonesia terbuka lebar. Jika para investor China mau Besar berinvestasi, Duta Besar Indonesia untuk China Djauhari Oratmangun berbagi tips agar mereka berhasil.

"Ada dua kiat agar investasi bisa berhasil di Indonesia," katanya di Beijing, Senin (1/7).

Pertama, para investor harus bisa memahami perbedaan antara China dengan Indonesia agar lebih mudah beradaptasi.

"Kedua, belilah batik sebagai bentuk apresiasi terhadap budaya lokal," kata mantan Dubes RI untuk Rusia itu.

Baca juga : Indonesia Raih Perunggu, China Juara Piala Sudirman 2019

 Djauhari menghadiri forum pertemuan kerja sama Indonesia-China dalam bidang tekfin dan ekonomi digital yang diselenggarakan Momentum Works di Shanghai. Dia merekomendasikan para investor dan pengusaha bidang tekfin China untuk terus berinovasi, berinvestasi pada infrastruktur digital, berpartisipasi dalam bidang perbankan dan keuangan syariah yang belum tergarap secara maksimal di Indonesia.

"Teknologi digital dan finansial akan berperan sangat penting sehingga dibutuhkan kerja sama yang erat," ujarnya.

Dengan populasi yang diperkirakan mencapai 270 juta jiwa dan pendapatan per kapita lebih dari 4.000 dolar AS, Djauhari mengutip data MW 2019 Indonesia Fintech bahwa penetrasi perbankan nasional hanya 50 persen dan kepemilikan kartu kredit kurang dari 5 persen. Hal tersebut menunjukkan pasar teknologi finansial di Indonesia masih sangat terbuka lebar.

"Gojek telah membangun GoPay sebagai salah satu pemain teknologi finansial utama di Indonesia, demikian pula dengan OVO," katanya. Pertemuan tersebut dihadiri 150 investor dan praktisi industri, termasuk 40 perusahaan tekfin dari Indonesia. 

Baca juga : Dubes RI untuk Inggris Rizal Sukma Bukber dengan Lodeh dan Empal

Pada acara itu, Ajisatria Suleiman, Ketua Pendiri Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), memberikan audiensi soal kebijakan fintek. Menurutnya, AFTECH hadir untuk mendukung dan membimbing para anggotanya.

 Gilany Praditiyo, Kepala Dana Ventura di Mandiri Capital Indonesia berpandangan bahwa pemahaman konsumen Indonesia akan fintek akan meningkat, dan dengan demikian, unicorn berikutnya di Indonesia berpotensi menjadi perusahaan fintech.

Iwan Pontjowinoto, Pendiri & CEO Halal Lifestyle Indonesia dan salah satu pelopor Keuangan Islam di negara ini, berbagi bahwa pasar Muslim kelas menengah diperkirakan akan tumbuh menjadi 103 juta pada tahun 2020, dan ini adalah peluang yang tidak boleh diabaikan.

Kameswara Natakusumah, mantan Chief Commercial Officer AXA Indonesia, berbagi pemikirannya tentang tantangan dalam manajemen penipuan, dan bagaimana insuretech akan menjadi fokus berikutnya untuk pertumbuhan fintech di Indonesia.

Baca juga : Garuda Muda Juara AFF, Indra Sjafri Sukses Buktikan Diri

Marshall Pribadi, Pendiri & CEO PrivyID menyoroti bagaimana infrastruktur fintek Indonesia sangat terkait dan didukung sejumlah inisiatif pemerintah.

Dua perusahaan teknologi dari China juga berbagi pengalaman mereka tentang bagaimana perusahaan China dapat bekerja dengan sukses di ekosistem fintech Indonesia: Ken Huang dari Megvii, perusahaan ArtificiaI Intelligence terkemuka dan Viper Yuan dari NovaBeyond, yang mengoptimalkan pemasaran multi-channel.[MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.