Dark/Light Mode

Jokowi: Nggak Semua Negara Berduit, Dunia Harus Pikirkan Mekanisme Pembiayaan Kesehatan Baru

Jumat, 13 Mei 2022 08:54 WIB
Presiden Jokowo saat berpidato secara virtual dalam acara Global Covid-19 Summit di Washington DC, Amerika Serikat, Kamis (12/5). (Foto: BPMI Setpres)
Presiden Jokowo saat berpidato secara virtual dalam acara Global Covid-19 Summit di Washington DC, Amerika Serikat, Kamis (12/5). (Foto: BPMI Setpres)

 Sebelumnya 
Ketiga, pemberdayaan. Presiden Jokowi memandang bahwa kapasitas kolektif harus diupayakan. Kerja sama antar negara menjadi kuncinya.

Jokowi bilang, kerja sama riset, kerja sama transfer teknologi, dan akses ke bahan mentah harus diperkuat.

Baca juga : Presiden Jokowi Dan Ibu Negara Iriana Sholat Ied Di Halaman Istana Yogyakarta

“Tidak boleh ada monopoli rantai pasok industri kesehatan. Diversifikasi pusat produksi obat, vaksin, alat diagnostik dan terapeutik harus dilakukan. Dengan kapasitasnya, Indonesia siap menjadi hub produksi dan distribusi vaksin di kawasan,” tegasnya.

Di akhir pidatonya, Jokowi menekankan, Presidensi Indonesia di G20 memberikan perhatian besar terhadap kerja sama kesehatan secara inklusif.

Baca juga : Dukung Mudik Aman Dan Sehat, Rumah Pertamina Siaga Sediakan Layanan Kesehatan Gratis

Untuk itu, diperlukan peran dan keterlibatan semua negara, serta penguatan peran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan multilateralisme.

“Tidak boleh ada yang tertinggal dalam upaya kita membangun arsitektur kesehatan dan kesiapsiagaan dunia yang lebih kuat. Recover together, recover stronger,” tutupnya. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.