Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pasokan Pangan Aman, Diversifikasi Jadi Kunci

Hadapi Pelarangan Ekspor Negara Lain, Singapura Ngaku Nggak Keder

Jumat, 27 Mei 2022 22:26 WIB
PM Singapura Lee Hsien Loong (Foto: Kominfo Singapura via CNA)
PM Singapura Lee Hsien Loong (Foto: Kominfo Singapura via CNA)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perdana Menteri Singapura (PM) Lee Hsien Loong mengaku tak terkejut, Negeri Singa bakal terdampak berbagai aksi larangan ekspor, yang belakangan ini marak dilakukan sejumlah negara.

Seperti diketahui, perang di Ukraina dan inflasi yang melonjak tinggi, menimbulkan disrupsi yang nyata terhadap rantai pasokan pangan global. 

"Pemerintah berada dalam tekanan. Kami menghadapi situasi pelarangan ekspor, yang belakangan ini banyak dilakukan oleh sejumlah negara," kata PM Lee dalam wawancara dengan media Singapura, di hari keempat kunjungan kerja di Tokyo, Jepang, seperti dikutip The Straits Times, Jumat (27/5).

"Kami sangat menyesalkan situasi ini. Mengingat Singapura adalah negara konsumen yang mengimpor pangan," sambungnya.

Baca juga : Eks Bos MK Dorong Negara Awasi Rekening Para Caleg

PM Lee memang tak gamblang menyebut negara mana yang disesalkannya. Namun awal pekan ini, Malaysia yang merupakan tetangga dekatnya, mengumumkan pelarangan ekspor terhadap 3,6 juta ayam utuh per bulan.

Aturan yang akan dijalankan Malaysia per 1 Juni mendatang itu baru akan disudahi, bila produksi dan harga ayam di negara tersebut sudah stabil. 

Dalam situasi ini, PM Lee mengatakan, hal yang mendesak dilakukan adalah mengamankan suplai pangan. 

"Jawabannya, bukan apa yang kami lakukan sekarang. Tapi, apa yang telah kami lakukan dalam beberapa tahun terakhir. Selama ini, kami telah berupaya membangun sistem penyangga pangan dan resiliensi. Serta melakukan diversifikasi impor," jelas PM Lee.

Baca juga : Gelar Pangan Samarinda, Pemerintah Dorong Diversifikasi Dan Keamanan Pangan Ibu Kota Negara Baru

"Sehingga, jika salah satu sumber terputus, kami tidak terlalu terpengaruh. Bila Anda tidak dapat membeli ayam dari satu tempat, Anda dapat membelinya dari negara lain. Kali ini ayam. Kelak, mungkin komoditas lain. Kita harus siap menghadapi situasi seperti ini," tambahnya.

PM Lee mengenang situasi awal pandemi Covid-19. Saat  gangguan rantai pasok memunculkan keterbatasan stok masker dan alat pelindung diri atau APD.

Beberapa negara berebut memenuhi kebutuhan mereka, dengan melarang dan meminta pasokan yang akan diproduksi di negara mereka sendiri. Bahkan, saat transit di negara tersebut.

PM Lee menyebut, meminta ganti rugi lewat Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) bisa menjadi salah satu opsi negara, bila menemukan adanya pelanggaran aturan perdagangan global. 

Baca juga : Erick: Tak Mungkin Ada Pertumbuhan Ekonomi, Kalau SDM-nya Tidak Sehat

"Tapi, prosesnya panjang," ucapnya.

PM Lee menegaskan, Singapura yang impor kebutuhan pangannya mencapai 90 persen, telah bersiap menghadapi berbagai ancaman disrupsi seperti itu. Dengan menerapkan diversifikasi, sebagai strategi utama memastikan ketersediaan pasokan. 

Untuk ayam segar, 34 persen dari total kebutuhan Singapura, dipenuhi dengan cara impor dari Malaysia. Sisanya, dipasok dari Brazil, Amerika Serikat, dan lainnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.