Dark/Light Mode

Pertama Di Dunia

Ngeri Amat, Pria Italia Diserang HIV, Covid-19 Dan Cacar Monyet Sekaligus

Kamis, 25 Agustus 2022 07:54 WIB
Pertama Di Dunia Ngeri Amat, Pria Italia Diserang HIV, Covid-19 Dan Cacar Monyet Sekaligus

RM.id  Rakyat Merdeka - Seorang pria Italia berusia 36 tahun, dilaporkan menjadi orang pertama yang diserang tiga penyakit sekaligus: cacar monyet (monkeypox), Covid-19, dan HIV

Pria itu mengalami serangkaian gejala – termasuk kelelahan, demam, dan sakit tenggorokan – sembilan hari setelah kembali dari perjalanan ke Spanyol.

Dalam perjalanan lima harinya di Negeri Matador, 16-20 Juni 2022, pria itu mengaku berhubungan seks dengan pria, tanpa pengaman.

Laporan studi kasus yang diterbitkan Journal of Infection menyebutkan, pria itu dinyatakan positif Covid pada tanggal 2 Juli 2022.

Sore harinya, muncul ruam di lengan kirinya. Keesokan harinya, muncul lentingan kecil yang menyakitkan yang dikelilingi oleh ruam muncul di beberapa bagian tubuh. Seperti tungkai bawah, wajah, dan area bokong.

Tanggal 5 Juli, lentingan menyebar dan berkembang menjadi pustula atau benjolan kecil di kulit.

Pria itu pun pergi ke UGD RS Universitas San Marco di Catania, Italia. Dia kemudian dipindahkan ke unit Penyakit Menular dan menjalani tes cacar monyet. Hasilnya, positif.

Selain itu, dia juga diskrining untuk beberapa penyakit menular seksual lainnya. Ternyata, pria itu positif HIV-1.

Baca juga : Portugal Dikelilingi 4 Pemain Senior

"Jika dilihat dari jumlah CD4 yang diawetkan, kita dapat berasumsi bahwa infeksinya relatif baru," ungkap peneliti seperti dikutip Dailymail, Rabu (24/8).

Sebelumnya, pada September 2021, pria itu pernah dites HIV. Tapi, hasilnya negatif.

Tak lama setelah dinyatakan positif HIV-1, tubuh pria itu dipenuhi bintik-bintik putih berisi nanah. Terutama, pada bagian kelamin dan mulut.

Tes PCR mengkonfirmasi, pria itu terinfeksi cacar monyet. Dia pun dibawa ke rumah sakit dan diberikan pengobatan antivirus.

Tes lebih lanjut mengungkapkan, pasien itu menderita sifilis dan HIV yang tidak terdiagnosis. Kepada petugas medis, dia mengaku belum pernah dites penyakit infeksi menular seksual.

Pria itu pun diberi obat untuk mengobati infeksi. Lukanya mengering, tetapi hidungnya hanya membaik sebagian.

Dokter mengatakan, kasusnya menjadi sangat parah karena HIV yang tidak diobati, telah membuatnya mengalami gangguan kekebalan. Sehingga, berisiko mengalami nekrosis atau kematian dini sel-sel dan jaringan hidup.

Setelah sembuh dari Covid-19 dan cacar monyet, pasien dipulangkan dari rumah sakit pada 11 Juli. Dia diminta tetap menjalani isolasi.

Baca juga : Cegah Cacar Monyet!

Pada tahap ini, lesi kulitnya telah sembuh. Setelah mengeras, meninggalkan bekas luka kecil.

"Kasus ini membuktikan, bagaimana gejala cacar monyet dan Covid-19 dapat tumpang tindih. Pengumpulan anamnestik dan informasi mengenai kebiasaan seksual, juga diperlukan untuk melakukan diagnosis yang benar pada kasus koinfeksi," jelas peneliti dari University of Catania.

Peneliti juga mengingatkan, swab orofaringeal cacar monyet masih positif setelah 20 hari. Ini menunjukkan bahwa orang-orang ini masih memiliki potensi menularkan penyakit selama beberapa hari, setelah remisi klinis.  

Sehingga, dokter harus mendorong tindakan pencegahan yang tepat.

"Masih belum cukup bukti bagi kita, untuk menyebut kombinasi ini dapat memperburuk kondisi pasien. Karena ini adalah satu-satunya kasus yang memunculkan penyakit cacar monyet, SARS-CoV-2, dan koinfeksi HIV secara bersamaan," papar peneliti.

Mengingat pandemi SARS-CoV-2 saat ini dan peningkatan kasus cacar monyet setiap hari, sistem perawatan kesehatan harus mewaspadai kemungkinan munculnya penyakit tersebut secara berbarengan.

Ada dugaan, virus cacar monyet bisa bermutasi pada tingkat yang lebih cepat dari yang diperkirakan para ilmuwan.

Cacar monyet yang secara resmi telah dinyatakan sebagai darurat kesehatan global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), telah menyebar ke puluhan negara. Para ahli menyebutnya peristiwa luar biasa.

Baca juga : Perlu, Desain Perlindungan Anak dari Virus Intoleransi dan Radikalisme

Sejak merebak pada Mei 2022, hingga saat ini jumlah kasus cacar monyet di seluruh dunia hampir menyentuh angka 32 ribu.

Lebih dari 3.000 pasien telah didiagnosis di Inggris dan 10 ribu di AS.

Dalam penelitian teranyar Nature Medicine, dilihat dari strain DNA, virus cacar monyet saat ini memiliki hubungan yang erat dengan strain yang menghebohkan Nigeria pada 2018-2019.

Sejak periode itu, virus cacar monyet disebut telah bermutasi 50 kali. Mutasi ini dapat membantu menjelaskan, mengapa virus ini cepat menyebar.

Meski banyak ditemukan pada kelompok pria gay atau biseksual, cacar monyet dapat menjangkiti siapa saja. Masa inkubasinya, bisa mencapai tiga minggu. Dengan tanda awal berupa demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, pembengkakan kelenjar getah bening, kedinginan dan kelelahan. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.