Dark/Light Mode

Unjuk Rasa Lumpuhkan Hong Kong, Carrie Lam Ogah Mundur

Senin, 5 Agustus 2019 15:57 WIB
Carrie Lam (kanan) tampak tegang saat menggelar jumpa pers di Hong Kong. (Foto Associated Press)
Carrie Lam (kanan) tampak tegang saat menggelar jumpa pers di Hong Kong. (Foto Associated Press)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam ogah meletakkan jabatan meski unjuk rasa, Senin (5/8), melumpuhkan fasilitas publik akibat mogok kerja yang digelar.

Dalam konferensi pers, pada hari yang sama Lam menegaskan pihaknya akan tetap berupaya menjaga keamanan serta ketertiban Hong Kong. Dia juga memperingatkan para pengunjuk rasa bahwa gelombang demonstrasi yang terus berlanjut merupakan sebuah tantangan atas kedaulatan China dan mendorong Hong Kong memasuki situasi yang berbahaya. Menurutnya, para pengunjuk rasa justru akan melukai ekonomi Hong Kong.

"Mereka mengklaim ingin revolusi dan memperbaiki Hong Kong, serangkaian aksi ini telah melampaui tuntutan politis awal," ucap Lam seperti dilansir Reuters. 

Baca juga : Mau Kirim Tentara Ke Hong Kong, China Marah Ke Pendemo

'Hong Kong berada di ambang situasi yang sangat berbahaya," kata Lam. Dia mengatakan protes saat ini beroperasi dengan motif tersembunyi yang mengancam kesejahteraan dan keamanan Hong Kong. "Saya tidak yakin pengunduran diri saya atau beberapa kolega saya akan memberikan solusi yang lebih baik," katanya pada konferensi pers

Para pengunjuk rasa memblokir transportasi umum, seperti bus dan kereta sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintah. Jalan-jalan utama serta bandara Hong Kong juga lumpuh. Sekelompok pemrotes memenuhi taman-taman umum dan alun-alun di beberapa distrik Hong Kong dalam pemogokan umum. Aksi pada hari kerja ini untuk menarik lebih banyak perhatian. 

Polisi mengerahkan gas air mata di distrik Wong Tai Sin, tempat bentrokan dengan demonstran selama akhir pekan. Di kompleks legislatif, pengunjuk rasa lainnya menyemprotkan kata-kata "anjing pejabat" dan menempelkan spanduk kuning di gerbang.Isinya menentang RUU ekstradisi. Mereka juga menuliskan "Revolution of Our Times" di satu sisi eksterior bangunan.

Baca juga : Cuekin Carrie Lam, Demonstran Ancam Lebih Banyak Massa

Pemogokan umum menyebabkan lebih dari 200 pembatalan penerbangan di bandara kota dan pengunjuk rasa mengganggu layanan kereta bawah tanah selama perjalanan pagi. Sementara itu, pada Minggu malam(4/8), polisi menahan 44 orang dalam bentrokan dengan pengunjuk rasa.

Lam menyebut demonstrasi yang terjadi sebagai suatu kegiatan ilegal dan akan membahayakan "One Country, Two Systems" yang dianut Hong Kong sejak diserahkan Inggris ke China pada 1997. Kondisi ini pun dianggap bakal menjadi awal kejatuhan kemakmuran dan stabilitas Hong Kong. 

Namun sebagian pengunjuk rasa menilai pernyataan Lam justru makin memanaskan suasana karena terkesan tidak memedulikan sentimen publik.

Baca juga : Pasca Erupsi Gunung Dukono, Bandara Gamarmalamo Galela Masih Ditutup

"Saya rasa pemerintah tidak melakukan apapun untuk memulihkan masyarakat. Mereka tidak memberikan solusi apapun untuk memecahkan masalah politik yang mereka buat sendiri. Mengapa pemerintah tidak berkaca ke kinerja mereka?" papar Jay Leung, mahasiswa yang ikut serta dalam aksi protes.

Gelombang unjuk rasa besar-besaran telah mengguncang Hong Kong sejak akhir Maret 2019. Aksi yang awalnya memprotes rencana penerapan RUU Ekstradisi, sekarang meluas menjadi protes terkait ketidakpuasan warga terhadap pemerintah setempat.

Pada pekan lalu, Pegawai Negeri Sipil (PNS) Hong Kong juga turun ke jalan [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.