Dark/Light Mode

Ribuan Rakyat Prancis Turun Ke Jalan

Emmanuel Macron Digoyang Mosi Tak Percaya

Senin, 20 Maret 2023 00:05 WIB
Seorang demonstran perempuan memegang gambar Presiden Prancis Emmanuel Macron yang sedang duduk di atas tong sampah bertuliskan raja sampah dalam aksi protes di Paris, Jumat, 17 Maret 2023.  (Foto AP/Lewis Joly)
Seorang demonstran perempuan memegang gambar Presiden Prancis Emmanuel Macron yang sedang duduk di atas tong sampah bertuliskan raja sampah dalam aksi protes di Paris, Jumat, 17 Maret 2023. (Foto AP/Lewis Joly)

 Sebelumnya 
Polisi anti huru hara menggunakan gas air mata membubarkan massa saat tempat sampah dibakar. Otoritas kota telah melarang aksi unjuk rasa di Place de la Concorde pusat Paris dan Champ-Elysees yang ada di dekatnya.

Dalam unjuk rasa sehari sebelumnya, demonstran di Paris membawa gambar Macron duduk di atas tong sampah yang kelilingi banyak sampah. Gambar tersebut merujuk pada sampah yang tidak diangkut para petugas kebersihan yang sedang mogok kerja, juga pemikiran orang Prancis tentang pemimpin mereka.

Macron (45) berharap, upayanya untuk menaikkan usia pensiun dari 62 menjadi 64 tahun, akan mengukuhkan peninggalannnya, sebagai presiden yang mentransformasi ekonomi Prancis di abad ke-21.

Baca juga : Cegah Radikalisme, Santri Dukung Ganjar Jabar Gelar Workshop Moderasi Beragama

Sebaliknya, ia mendapati kepemimpinannya justru diperdebatkan, baik di parlemen maupun di jalanan kota-kota besar. Langkahnya yang berani memaksakan RUU Reformasi Pensiun tanpa pemungutan suara, telah membuat marah kubu oposisi dan dapat memicu mosi tak percaya.

Sebelumnya, Senat mengadopsi RUU tersebut dengan suara 193 berbanding 114. Tetapi Macron tidak yakin dengan hasil voting di Majelis Nasional akan sesuai harapannya. Akhirnya ia nekat menerapkan Pasal 49.3.

Oposisi pun bereaksi dengan kemarahan, menyebut bahwa penggunaan pasal sakti itu bagi eksekutif dapat menambah banyak aksi protes dan pemogokan kerja. Ini juga memberi oposisi hak untuk segera menyerukan mosi tidak percaya di parlemen.

Baca juga : Pekan Depan, Giliran Kepala Bea Cukai Makassar Yang Diklarifikasi Harta Kekayaannya

“Ketika seorang presiden tidak memiliki mayoritas dukungan di negaranya, tidak ada mayoritas di Majelis Nasional, dia harus menarik RUU-nya,” ujar Ketua Partai Sosialis, Olivier Faure.

Politisi sayap kanan Prancis, Marine Le Pen juga turut mengecam langkah Macron tersebut. Dia mengatakan akan mengajukan mosi tidak percaya pada Pemerintah di parlemen. Keputusan itu adalah kegagalan total, karenanya Macron dan Perdana Menteri Borne tidak layak bertahan di jabatannya.

Sejak menjadi presiden pada 2017, Macron sering dituduh arogan. Dia dianggap sebagai “presiden orang kaya”, dan memicu kebencian, karena mengatakan kepada seorang pengangguran bahwa ia hanya perlu “menyeberang jalan” untuk mendapatkan pekerjaan. Macron juga pernah bilang, beberapa pekerja Prancis “malas”. ■ 

Baca juga : Jika Tamsil Tidak Dilantik, Anggota DPD Bisa Keluarkan Mosi Tidak Percaya

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.