Dark/Light Mode

Eksklusif Dengan Dubes Rusia, Lyudmila Georgievna Vorobieva

Kami Senang Upaya Mediasi Indonesia Untuk Konflik Rusia-Ukraina

Senin, 12 Juni 2023 08:00 WIB
Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia Lyudmila Georgievna Vorobieva. (Foto: Khairizal Anwar/RM)
Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia Lyudmila Georgievna Vorobieva. (Foto: Khairizal Anwar/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Proposal perdamaian yang ditawarkan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto terkait perang Rusia Vs Ukraina dalam Dialog Shangri-La ke-20 di Singapura, 3 Juni lalu, mengundang mengundang pro-kontra dan ditanggapi beragam. Salah satunya oleh Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia Lyudmila Georgievna Vorobieva.

Kepada tim Rakyat Merdeka & RM.id, Muhammad Rusmadi dan fotografer Khairizal Anwar di kediamannya, Jakarta, Kamis (8/6), Dubes Vorobieva menyambut baik proposal damai Menhan Prabowo yang juga Ketua Umum Partai Gerindra itu. Berikut kutipan wawancaranya.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyampaikan lima poin proposal perdamaian Rusia-Ukraina yang disampaikan di Singapura. Bagaimana tanggapan anda?

Kami sangat mengapresiasi dengan posisi balance Pemerintah Indonesia dalam konflik ini. Kami mengagumi langkah Indonesia menanggapi konflik Ukraina selama kepemimpinannya di G20 lalu. Kami juga mendoakan kesuksesan Indonesia yang menjadi Ketua ASEAN tahun ini.

Baca juga : Di Depan PM Sunak, Jokowi Minta Komoditas Utama Indonesia Tak Kena Diskriminasi

Kami sangat senang dengan berbagai upaya mediasi yang ditawarkan negara sahabat kami, termasuk Indonesia dan China. Namun, dari banyak tawaran mediasi yang diberikan, lihat respons Ukraina dan sponsornya, Barat. Mereka otomatis menolak, tanpa mempertimbangkan masukan atau diskusi dengan negara sahabat.

Penolakan ini menunjukkan wajah asli Ukraina dan Barat. Mereka tidak mau konflik ini selesai. Saya tidak menyalahkan rakyat Ukraina, tapi ini salah Pemerintah Ukraina, Volodymyr Zelensky. Dia bonekanya Barat dan Eropa. Mereka menolak semua tawaran damai yang ditawarkan orang lain. Mereka hanya mau menerima usulan Zelensky saja. Ini sangat konyol!

Ini jelas sekali bahwa mereka tidak mau damai karena ingin melemahkan Rusia dan menggunakan Ukraina sebagai instrumen untuk mencapai tujuan tersebut. Jadi penolakan Menteri Pertahanan Ukraina (Oleksii Reznikov) atas tawaran damai dari Pak Prabowo jelas menunjukkan keengganan mereka untuk damai.

Apakah anda setuju dengan proposal yang ditawarkan Menhan Prabowo?

Baca juga : Indonesia Akan Masuk 10 Besar Kekuatan Ekonomi Dunia

Tentu saja ada bagian yang kami setujui dan ada bagian yang kurang kami setujui. Tapi, itu bukan inti ini semua.

Wakil Menteri Luar Negeri kami mengatakan bahwa kami akan mempertimbangkan proposal ini jika secara resmi ditawarkan ke Rusia. Tapi apa gunanya jika proposal ini sudah ditolak duluan oleh Ukraina?

Bagaimana dengan pertemuan anda dengan Menhan Prabowo, Selasa, 6 Juni lalu? Bisa anda ceritakan apa saja yang dibicarakan?

Pertemuan kemarin sangat bagus. Pak Prabowo menjelaskan alasan di balik proposalnya dan kami mengerti alasan Indonesia, yang merupakan teman baik kami, memberikan tawaran tersebut. Kami mengapresiasi proposal ini.

Baca juga : Plt Menpora: Piala Dunia Di Indonesia Tetap Junjung Konstitusi Negara

Selain itu, kami juga membahas kerja sama bilateral, khususnya di sektor pertahanan. Tiga kapal perang kami ikut serta dalam latihan militer Komodo di Makassar dengan Indonesia. Kami sangat bersyukur Indonesia mengajak kami dalam latihan militer bersama ini.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.