Dark/Light Mode

Tak Mau Anaknya Kemoterapi, Hak Asuh Pasutri Ini Dicabut

Rabu, 11 September 2019 11:56 WIB
Pasutri Taylor Bland-Joshua McAdams dan putra semata wayangnya (Foto: BBC)
Pasutri Taylor Bland-Joshua McAdams dan putra semata wayangnya (Foto: BBC)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tak ingin putra semata wayangnya menjalani kemoterapi, pasutri asal Florida, AS, Taylor Bland dan Joshua McAdams terpaksa kehilangan hak asuh atas anak perempuannya, yang baru berusia 4 tahun. Awal pekan ini, pengadilan memutuskan, hak asuh tersebut berpindah ke tangan sang nenek. 

Gadis cilik yang namanya dirahasiakan ini, divonis kanker darah leukimia limfoblastik akut pada April lalu. Dokter merekomendasikan untuk menjalani sejumlah prosedur terapi kimia untuk menghambat perkembangan sel kanker di tubuhnya, alias kemoterapi.

Baca juga : Inggris, Linggis!

Namun, kedua orangtuanya melewati terapi, yang seharusnya dijalankan sejak April lalu. Alasannya, sang anak mengalami momen traumatis saat menjalani terapi. "Dia kini malah harus menjalani kemoterapi tanpa pendampingan kedua orangtuanya," ujar pengacara Bland dan McAdams, Brooke Elvington seperti dikutip BBC, Selasa (10/9).

Bland dan McAdams pun berencana menuntut pengadilan  karena mengambil hak asuh anak mereka. "Itu adalah anak mereka. Bland dan McAdams berhak menentukan yang terbaik untuk anak tersebut. Mereka terpukul sekali dengan putusan pengadilan ini," ujar Elvington.

Baca juga : Wacana Impor Ciderai Petani Cabe

Sikap Bland dan McAdams yang menolak kemoterapi untuk anaknya ini, sempat menjadi pembahasan heboh di media lokal. Keduanya lebih memilih merawat anak mereka dengan ganja, terapi oksigen, ramuan alam dan air alkalin. Sekadar info, ganja untuk keperluan medis diperbolehkan di Florida.

"Memastikan anak ini dirawat dengan prosedur medis, adalah hal yang perlu dilakukan agar dia lekas sehat kembali," terang pihak pengadilan kepada NBC News.

Baca juga : Gawat, Jakarta Masih Ranking 1 Kota Paling Berpolusi di Dunia

Kemoterapi memang kerap dikaitkan dengan efek samping yang menyakitkan. Namun, semakin canggihnya teknologi medis, membuat dampak terapi kimia bagi penderita kanker lebih ringan.

Menurut riset RS St. Jude, 98 persen anak-anak yang menderita kanker darah leukimia limfoblastik akut, tidak mengalami masalah besar saat menjalani terapi. 90 persen di antaranya sembuh, setelah menyelesaikan seluruh prosedur kemoterapi. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.