Dark/Light Mode

Catatan Perjalanan Ke Negeri Singa (Seri 5/Habis)

Singapura Hadirkan Generasi ’Mercedes’ Saat Angka Kelahiran Rendah

Sabtu, 22 Juli 2023 08:00 WIB
Masagos Zulkifli. (Foto: Ist)
Masagos Zulkifli. (Foto: Ist)

 Sebelumnya 
"Jadi keluarga kalau kita lihat di sistem sosial Singapura, keluarga itu adalah dasar atau foundation masyara­kat, bukan individu," jelasnya.

Menurutnya, setiap kebijakan Singapura berpusat kepada keberadaan ke­luarga, termasuk hak memiliki subsidi dan pemilikan rumah. Dan keluarga itu didefinisikan secara jelas adalah yang terdiri oleh perkawinan yang resmi antara wanita dan lelaki.

"Di Singapura, setiap kali seorang anak lahir, dia mendapatkan Baby Bonus," ungkapnya. Bonus tersebut sebesar 11 ribu dolar Singapura untuk bayi 1 dan 2. Sebesar 13 ribu dolar Singapura untuk anak ke 3.

Baca juga : PLTS Tengeh, Panen Tenaga Surya Di Atas Waduk Sumber Air Bersih

Kemudian, Singapura juga membuat kerangka kerja keluarga mandiri, man­tap dan maju. Jadi kalau keluarga itu mungkin ada kekurangan dari segi gaji, Pemerintah melihat bagaimana memban­tu mereka supaya mencapai tiga-tiga M ini. "Bukan hanya diberi ikan, tapi diajar bagaimana tangkap ikan," tambahnya.

Menurutnya, setiap anak di Singa­pura mendapatkan subsidi sebesar 200 ribu dolar Singapura untuk pen­didikan. Mulai dari prasekolah sampai pendidikan usia 16 tahun.

"Kalau mereka miskin, langsung gratis. Seperti saya dulu. Saya masuk universitas, orang tua saya sudah tidak ada. Jadi cuma ibu, jual kue. Makanya saya masuk universitas, National Uni­versity of Singapore, gratis. Langsung tidak pembiayaan apa-apa lagi. Jadi kenapa? supaya keluarga itu dibantu mencapai pendidikan yang baik dan kemiskinan bukan kendala untuk mencapai, mendapat peluang yang terbaik," tambahnya.

Baca juga : Meet The People, Sesi Warga Singapura Curhat Ke Parlemen

Menteri Masagos juga menuturkan, untuk mendapatkan anak yang unggul berawal dari ibu yang sehat. Karena itu, seorang gizi seorang ibu harus cukup, mentalnya mantap, supaya anaknya juga bisa lahir seperti Mercedes. "Mesinnya kuat. Bukan sepeda," selorohnya.

Mengenai angka kelahiran yang kecil, saat ini Singapura tengah men­jalankan program yang namanya “Singapore Made for Families”.

"Jadi semua kebijakan di Singapura sedang disesuaikan supaya mendu­kung pembentukan keluarga. This is a new programme. Termasuk pekerjaan, di mana seorang wanita atau seorang pria itu bisa meminta supaya bekerja di rumah umpamanya, atau flexible work hours sebagainya. Tidak perlu ada di kantor dari jam delapan sampai jam tu­juh tiap hari. Tidak perlu kerana seka­rang kan email boleh di rumah, sambil mau tidur pun masih buat email. Dan itu boleh membolehkan seseorang itu bekerja di mana-mana sahaja, tidak perlu di kantor. Mereka yang mengen­dalikan mesin umpamanya, itu lain ya. Kita berhenti di situ dulu," jelasnya.

Baca juga : Enabling Village, Desa Inklusif Yang Memampukan Difabel

"Insya Allah, hasilnya ada di sini. Kemudian dari TFR atau kelahiran itu, setiap tahun makin kurang dan disebut angka itu, penggantian orang yang me­ninggal daripada orang yang hidupnya, the rate of 1,04. Yang perlunya TFR 2,1 untuk menggantikan orang yang tidak ada lagi. Jadi kita big problem," tutupnya.

Artikel ini tayang di Rakyat Merdeka Cetak edisi Sabtu 22/7/2023 dengan judul Catatan Perjalanan Ke Negeri Singa (Seri 5/Habis), Singapura Hadirkan Generasi ’Mercedes’ Saat Angka Kelahiran Rendah

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.