Dark/Light Mode

KASI Bikin Kemitraan Korea Selatan-Indonesia Makin Menjanjikan

Sabtu, 16 September 2023 19:41 WIB
Lokakarya Indonesian Next Generation on Korea Sesi 2. (Foto: Ist)
Lokakarya Indonesian Next Generation on Korea Sesi 2. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Prospek kerja sama Korea Selatan (Korsel) dengan Indonesia diprediksi akan semakin cerah. Kebijakan khusus Korsel untuk kawasan Asia Tenggara telah membuka peluang terjalinnya berbagai kemitraan Korsel dengan negara ASEAN, termasuk Indonesia.

Di sisi lain, diplomasi kebudayaan Korsel melalui drama Korea, K-Pop, berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap Korsel. Emak-emak menonton drakor atau aksi boyband BTS sambil makan kimchi menjadi pemandangan yang lumrah.

Kira-kira begitu beberapa catatan penting dalam lokakarya sesi ke-2 yang digelar oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation di Bengkel Diplomasi FPCI, Mayapada Tower, Jakarta, Selasa (12/9).

Baca juga : Srikandi BUMN Ajak Perempuan Indonesia Deteksi Dini Kanker Serviks

Lokakarya tersebut bertajuk Connecting Cultures: Unveiling the Power of South Korea's Public Diplomacy in Strengthening Seoul-Jakarta People-to-People Relations. Ada dua narasumber yang hadir, yaitu Kepala Center for ASEAN-Indian di Institute of Foreign Affaris and National Security Prof Choe Wongi, dan jurnalis dari The Hankook Ilbo, Jaeyeon Moon.

Keduanya menyampaikan pemaparan melalui online. Lokakarya ini diikuti 15 jurnalis profesional yang tergabung dalam program Indonesian Next Generation on Korea Batch 3.

Prof Choe mengawali pemaparan dengan menceritakan kebijakan khusus Korsel untuk Asia Tenggara yaitu Korea ASEAN Solidarity Initiative (KASI). Ini kebijakan baru. Dikeluarkan oleh Presiden Yoon Suk-yeol pada Desember 2022. Kebijakan ini dianggap lebih progresif dan komprehensif dari kebijakan luar negeri yang dikeluarkan Presiden Korsel sebelumnya, Moon Jae In yaitu New Southern Policy (NSP).

Baca juga : KBRI Bangkok Kuatkan P-to-P Melalui Pertukaran Budaya Indonesia-Thailand

Menurut Prof Choe, kebijakan NSP hanya berfokus pada kerja sama ekonomi seperti perdagangan dan investasi. Adapun untuk urusan keamanan, seperti bagaimana situasi Laut China Selatan, Korsel tidak begitu proaktif.

Sementara, menurut Prof Choe, kebijakan KASI lebih komprehensif. Tidak hanya soal ekonomi seperti perdagangan dan investasi, tapi juga diplomasi, keamanan, politik dan hubungan kerakyatab (people to people). “Korsel melihat ASEAN saat ini sebagai partner strategis untuk mewujudkan perdamaian, keamanan, dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik. Korsel sudah memposisikan Asia Tenggara sejajar dengan negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan China,” ujarya.

Menurut Prof Choe, kebijakan ini, tentu akan membuka peluang terjalinnya kerja sama Korsel dengan negara di ASEAN, termasuk Indonesia. Apalagi Indonesia memegang peranan yang sangat penting di kawasan ASEAN.  Indonesia adalah ketua negara ASEAN  tahun ini, dan baru saja sukses memimpin KTT ASEAN, KTT ASEAN Three, dan sedang membuat sejarah baru dengan memprakarsai platform untuk Kawasan Indo-Pasifik yang Inklusif (AIPF).

Baca juga : Indonesia Ketiban Berkah

“Jadi saya pikir prospek dalam kemitraan Korea dengan ASEAN, Korea dengan Indonesia sangat cerah. ASEAN punya potensi ekonomi dan sosial yang sangat besar. Korea bisa membantu mengotimalkan potensi itu,” kata Choe.

Terakhir, Choe mengomentari pertemuan bilateral antara Presiden Jokowi dan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol di Istana Presiden, Jumat (8/9) lalu. Menurut dia, pertemuan yang digelar sekaligus untuk merayakan hubungan 50 tahun Korsel-Indonesia itu berjalan hangat dan sukses dan menghasilkan beberapa kesepakatan termasuk program pertukaran.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.