Dark/Light Mode

Israel Mau Musnahkan Gaza, China Aja Sebel

Senin, 16 Oktober 2023 08:09 WIB
Tank Israel di perbatasan Gaza, Jumat (14/10). (Foto: AFP)
Tank Israel di perbatasan Gaza, Jumat (14/10). (Foto: AFP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Agresi militer Israel terhadap Palestina kian membabi buta. Negara Yahudi itu bersumpah akan memusnahkan Gaza. Tindakan Israel ini bikin jengkel banyak negara. Bahkan, China saja sebel dengan tindakan Zionis tersebut.

Kondisi di Jalur Gaza semakin mencekam. Usai kehilangan pasokan listrik, air, makanan, dan gas, daerah yang dihuni warga Palestina ini, terus digempur militer Israel. Bahkan, ambulans yang membawa korban luka-luka dan truk yang membawa sejumlah pengungsi, ikut diledakkan Israel.

Saat ini, Gaza sudah porak poranda. Hampir sebagian bangunan di sana rata dengan tanah. Tenaga medis pun keteteran membawa para korban. Sudah 2.329 warga Palestina kehilangan nyawa, dan 10.814 lainnya mengalami luka-luka.

Meski Gaza sudah seperti ini, Israel belum puas. Mereka membentuk Kabinet Pemerintahan Darurat Israel masa perang untuk memusnahkan Gaza. Kabinet tersebut berisi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, tokoh oposisi Benny Gantz, dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant. Tujuannya, memusnahkan Gaza dari muka bumi.

"Kami akan menghapus apa yang disebut Hamas, ISIS-Gaza, dari muka bumi. Mereka tidak akan ada lagi," kata Gallant, seperti dikutip Reuters.

Baca juga : Ke Mana Gibran Akhirnya Berlabuh?

Selama pertempuran dengan Hamas di Gaza, Netanyahu mengatakan, pemerintah darurat tidak akan mengambil kebijakan atau undang-undang apa pun yang tidak terkait. "Sekarang adalah waktunya untuk berperang,” katanya.

Saat ini, militer Israel dalam posisi siaga, dan tengah menunggu keputusan politik sebagai 'lampu hijau' sebelum mereka melancarkan serangan besar-besaran ke Jalur Gaza.

Israel telah mengatakan kepada 1,1 juta orang di Gaza Utara untuk pergi ke Selatan dan ribuan orang masih menggunakan rute-rute aman yang ditetapkan oleh Israel untuk mencari tempat yang lebih aman pada Minggu (15/10/2023).

Juru bicara militer Israel, Letnan Richard Hecht dan Daniel Hagari, mengatakan dalam briefing terpisah pada Minggu bahwa "keputusan politik" akan memicu tindakan apa pun terhadap Hamas setelah serangan 7 Oktober yang menewaskan 1.300 orang di Israel.

Mendengar hal ini, Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, tidak gentar. Dia menegaskan, rakyat Palestina, baik yang ada di Tepi Barat maupun di Gaza, tidak akan meninggalkan tempat mereka. "Keputusan kami adalah tetap di dalam Tanah Air kami," tegas Haniyeh.

Baca juga : 143 WNI Nunggu Dievakuasi

Dunia internasional pun mengecam tindakan Israel ini. Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyatakan, tindakan Israel melampaui ruang lingkup mempertahankan diri. Menurutnya, tindakan itu lebih dari sekadar membela diri.

Dalam saluran telepon dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, Wang Yi mengatakan, China menentang dan mengutuk semua tindakan yang merugikan warga sipil karena melanggar hati nurani dasar manusia dan prinsip-prinsip dasar hukum internasional. Wang menegaskan, semua pihak tidak boleh mengambil tindakan apa pun yang memperburuk situasi. Justru sebaliknya, semua pihak harus kembali ke meja perundingan sesegera mungkin.

"China secara aktif berkomunikasi dengan semua pihak untuk mendorong gencatan senjata. Prioritas utamanya adalah memastikan keselamatan warga sipil, segera membuka saluran penyelamatan kemanusiaan, dan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat Gaza," ucap Wang, seperti seperti dikutip Global Times, Minggu (15/10/2023).

Presiden Rusia, Vladimir Putin juga kesal dengan Israel. Putin mengingatkan, tindakan Israel itu tak bisa ditolerir. Menurutnya, serangan darat akan menimbulkan dampak serius bagi semua pihak. Sehingga, yang harus dilakukan saat ini adalah menghentikan pertumpahan darah. Kata Putin, kunci menyelesaikan konflik Israel-Palestina adalah membentuk negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

"Tragedi besar yang dialami Israel dan Palestina saat ini adalah akibat langsung dari kebijakan salah Amerika Serikat di Timur Tengah. Amerika, bersama dukungan satelit-satelitnya di Eropa, berusaha memonopoli proses perdamaian Timur Tengah," tutur Putin.

Baca juga : Jokowi: Hentikan Perang Segera..!

Badan Pengungsi PBB untuk Palestina menyatakan, air kini menjadi urusan hidup dan mati bagi penduduk Gaza. Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Sekitar Timur (UNRWA) mengatakan, lebih dari 2 juta orang berisiko kehabisan air.

"Ini adalah suatu keharusan: bahan bakar harus dikirim sekarang ke Gaza agar air tersedia bagi dua juta orang," kata Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini, seperti dikutip Aljazeera, Minggu (15/10/2023).

Menurut badan tersebut, hingga saat ini tidak ada pasokan kemanusiaan yang diizinkan masuk ke Gaza selama seminggu terakhir. Air bersih di Jalur Gaza hampir habis, karena pabrik air dan jaringan air umum berhenti berfungsi. Warga Palestina terpaksa menggunakan air kotor dari sumur, sehingga meningkatkan risiko penyakit yang ditularkan melalui air.

Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka, edisi Senin (16/10), dengan judul “Israel Mau Musnahkan Gaza, China Aja Sebel”.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.