Dark/Light Mode

PM Palestina: Kami Sudah 75 Tahun Menderita, Bukan Sejak 7 Oktober 2023

Kamis, 9 November 2023 20:35 WIB
Perdana Menteri Otoritas Nasional Palestina PA Mohammad Shtayyeh (Foto: Instagram)
Perdana Menteri Otoritas Nasional Palestina PA Mohammad Shtayyeh (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perdana Menteri Otoritas Nasional Palestina (PA) Mohammad Shtayyeh menegaskan, penderitaan warganya tidak dimulai sejak 7 Oktober 2023, saat Israel melancarkan serangan balasan kepada Hamas di Gaza. Melainkan sejak 75 tahun lalu. 

“Kami adalah korban di sini. Membela diri tidak berarti menduduki tanah seseorang. Apa yang dilakukan Israel, bukanlah perang melawan Hamas. Melainkan perang melawan seluruh rakyat Palestina,” kata Shtayyeh dalam konferensi kemanusiaan internasional untuk Gaza di Paris, seperti dikutip CNN International, Kamis (9/11/2023).

Setelah serangan Hamas yang menewaskan 1.400 orang di Israel dan menculik lebih dari 200 orang pada 7 Oktober 2023, Israel terus meningkatkan serangannya di Gaza.

Baca juga : Bamsoet Apresiasi Kiprah 24 Tahun GRANAT Perangi Narkoba

Mengutip BBC, Kementerian Kesehatan yang dijalankan Hamas di Gaza melaporkan, hingga saat ini, serangan Israel yang membabi buta telah menewaskan sedikitnya 10.812 orang, termasuk 4.412 anak-anak. 

Atas kelakuannya itu, Shtayyeh menuding Israel jelas-jelas melanggar hukum kemanusiaan internasional. Israel disebutnya tengah melakukan kejahatan terhadap rakyat Palestina, orang-orang yang tidak bersalah.

Pengepungan total Israel atas Gaza dinilainya menciptakan banyak masalah, termasuk kekurangan pangan dan upaya deportasi terhadap warga Gaza yang bekerja di Israel.

Baca juga : Mandiri Pecahkan Rekor Baru

Sebelumnya, pada Rabu (8/11/2023), Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Türk mengatakan, Hamas dan Israel telah melakukan kejahatan perang sejak perang pecah bulan lalu.

Namun, militer Israel menolak tuduhan tersebut. Mereka mengatakan, pihaknya telah mengikuti hukum internasional dan berusaha meminimalkan korban sipil.

Selama konferensi Paris, Shtayyeh juga menyerukan agar konflik tersebut segera diakhiri. Supaya bantuan kemanusiaan bisa masuk. “Apa gunanya menawarkan makanan kepada seseorang yang akan meninggal keesokan harinya?” ucapnya. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.