Dark/Light Mode

Hillary Clinton: Tuntaskan Konflik, Israel Dan Palestina Butuh Kepemimpinan Baru

Kamis, 9 November 2023 22:40 WIB
Menteri Luar Negeri AS periode 2009-2013, Hillary Clinton. (Foto: Getty Images)
Menteri Luar Negeri AS periode 2009-2013, Hillary Clinton. (Foto: Getty Images)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Luar Negeri (Menlu) AS periode 2009-2013 Hillary Clinton menegaskan, kepemimpinan baru Israel dan Palestina dibutuhkan untuk mencapai kesepakatan perdamaian jangka panjang. Terutama, dalam konteks Two-States Solution atau Solusi Dua Negara, yang diharapkan dapat menjadi jawaban penyelesaian konflik lawas tersebut.

“Otoritas Palestina dan kepemimpinan baru di Gaza, dapat menjadi mitra. Tapi, Hamas tidak. Hamas bukanlah mitra dalam solusi perdamaian apa pun, termasuk Two-State Solution,” kata Hillary melalui link video dalam Bloomberg New Economy Forum di Singapura, seperti dilansir The Straits Times, Kamis (9/11/2023).

Ketika ditanya apakah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dapat menjadi mitra potensial bagi Two-States Solution, politisi Partai Demokrat ini mengatakan, tidak ada bukti yang mendukung hal tersebut. “Saya pikir, rakyat Israel harus memutuskan sendiri kepemimpinannya,” ucapnya.

Baca juga : UI Tingkatkan Peringkat Dan Perkuat Kemitraan Global

Jajak pendapat yang digelar surat kabar Ma’ariv Israel pada pertengahan Oktober 2023 menunjukkan, sebanyak 80 persen warga Israel percaya, Netanyahu harus bertanggung jawab atas kegagalan keamanan akibat serangan Hamas terhadap Israel.

Sekadar mengingatkan, pada 7 Oktober 2023, pejuang Hamas melanggar pagar perbatasan Israel dengan Gaza yang dijaga ketat. Serangan mereka menewaskan 1.400 warga Israel, mayoritas warga sipil. Sejak itu, Israel mengepung jalur pantai tersebut.

Serangan Israel yang terus berlangsung hingga detik ini, menewaskan lebih dari 10 ribu orang, termasuk anak-anak.

Gencatan Senjata

Baca juga : Serangan Israel Ke Palestina Bisa Berakhir Dengan 4 Skenario Ini

Hillary Clinton mengatakan, kecil kemungkinan, Israel menyetujui gencatan senjata untuk saat ini. Menurutnya, langkah tersebut dapat membekukan situasi yang menguntungkan Hamas. Namun, tidak akan melemahkan kapasitas kelompok militan tersebut, untuk melancarkan serangan balasan terhadap Israel.

“Di titik ini, Israel sepertinya bersedia memberikan jeda kemanusiaan. Sehingga, bantuan dapat masuk ke Gaza dan sandera dapat dilepaskan,” papar istri Presiden ke-42 AS, Bill Clinton.

Apakah AS terbebani dengan perang di Timur Tengah dan Ukraina? Soal ini, Hillary mengatakan, mendapatkan dana untuk mendukung Israel dan Ukraina serta menjaga aliansi AS tetap kuat adalah sebuah tantangan tersendiri bagi pemerintah Amerika. Namun, hal itu bisa didapat lewat negosiasi yang alot.

Baca juga : Bos FPCI Ingatkan, Konflik Israel-Hamas Palestina Bukan Perang Agama

Oktober 2023, Presiden AS Joe Biden mengajukan dana ke Kongres sebesar 106 miliar dolar AS atau Rp 1,66 kuadriliun untuk Ukraina, Israel, serta bantuan kemanusiaan termasuk untuk Gaza, dan keamanan perbatasan AS. Juga untuk melawan upaya regional China di Asia.

Rabu (8/11/2023), Gedung Putih menjelaskan, dana Amerika untuk Ukraina telah tersedot 96 persen.

“AS, Eropa, dan negara-negara lain yang berpikiran sama perlu terus mendukung Ukraina, dengan peralatan militer yang dibutuhkan, sehingga Ukraina dapat mempertahankan diri dan mendorong sejauh yang mereka bisa," tutur wanita kelahiran 26 Oktober 1947.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.