Dark/Light Mode

Israel-Hamas Gencatan Senjata 4 Hari, Dunia Ikut Senang

Kamis, 23 November 2023 08:14 WIB
Gaza, Palestina. (Foto: Ist)
Gaza, Palestina. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Setelah sebulan lebih berperang di Gaza, Hamas dan Israel akhirnya sepakat melakukan gencatan senjata selama empat hari. Kesepakatan ini mendapat sambutan positif dari dunia internasional. Semoga saja perjanjian gencatan senjata ini sebagai titik awal mencapai solusi yang berkelanjutan.

Serangan brutal Israel ke Gaza sejak 7 Oktober lalu sudah bikin dunia internasional marah. Pasalnya, pasukan zionis Israel itu turut menyasar warga sipil, bahkan dengan sengaja menyerang rumah sakit. Korban sipil seperti perempuan dan anak-anak pun berjatuhan. 

Tekanan dari dunia internasional yang meningkat itu, rupanya turut mempercepat proses negosiasi antara Israel dan Hamas yang sudah berlangsung berminggu-minggu lalu. Di bawah mediator Qatar dan Mesir, kedua belah pihak akhirnya sepakat untuk melakukan gencatan senjata selama empat hari. Dalam perjanjian itu dibahas soal bagaimana mekanisme pertukaran sandera, pembukaan pintu untuk bantuan, dan sebagainya. 

Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu mengumumkan, perjanjian gencatan senjata dengan Hamas tersebut, dalam rapat kabinet, pada Rabu (22/11/2023). Kata dia, kesepakatan gencatan senjata ini termasuk pembebasan sandera yang masih ditahan Hamas. "Kami telah memutuskan keputusan yang sulit malam ini, tapi ini adalah keputusan yang benar," ucap Netanyahu usai merampungkan rapat kabinet darurat. 

Baca juga : Israel Akhirnya Setuju 4 Hari Gencatan Senjata, Dibarter Pembebasan 50 Sandera

Menurut laporan stasiun televisi Channel 12, kesepakatan itu akan dimulai pada Kamis, 23 November pukul 10 pagi. Berdasarkan perjanjian gencatan senjata itu, 50 warga Israel yang ditahan Hamas akan dibebaskan. Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan 150 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel.  Perjanjian tersebut juga memungkinkan gencatan senjata diperpanjang dan kemungkinan pembebasan anak dan perempuan yang ditahan oleh kedua belah pihak yang lebih banyak.

Saluran TV milik Israel tersebut melaporkan  warga Israel yang akan dibebaskan meliputi 30 anak-anak, delapan ibu, dan 12 perempuan lainnya. Sebanyak 12 atau 13 sandera Israel akan dibebaskan setiap hari selama empat hari gencatan senjata.  

Al-Jazeera menambahkan, Israel menawarkan satu hari tambahan gencatan senjata untuk setiap sepuluh sandera tambahan yang dibebaskan oleh Hamas.Meski begitu, kesepakatan gencatan senjata tidak serta merta membuat perang antara Israel dan Hamas di Gaza berhenti. Netanyahu menyampaikan, agresi Israel ke Gaza akan tetap lanjut sampai tujuan negaranya tercapai.

"Saya ingin menegaskan. Kami sedang dalam perang dan akan terus berperang sampai kita mencapai seluruh tujuan kami, untuk menghancurkan Hamas, dan untuk membebaskan seluruh sandera dan warga kita yang hilang," kata Netanyahu. 

Baca juga : Hamas-Israel Sepakat Lepaskan 400 Sandera

Hamas juga telah memberi respons. Pejabat Hamas, Moussa Abu Marzouk mengatakan, selama masa gencatan senjata, Israel berkomitmen untuk tidak menyerang atau menangkap siapa pun di seluruh wilayah Jalur Gaza. Israel juga akan memberikan kesempatan bagi ratusan truk bantuan kemanusiaan masuk, termasuk kebebasan bergerak akan dijamin di sepanjang Jalan Salah Al Deen.

Menurut kelompok yang menguasai Gaza itu, kesepakatan gencatan senjata mencakup janji Israel akan menghentikan aksi militernya di semua wilayah tersebut, termasuk menghentikan pergerakan kendaraan militer. Drone di Gaza selatan juga akan berhenti beroperasi selama enam jam per hari, antara pukul 10.00 hingga 16.00. 

Kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel telah mendapatkan sambutan positif dari berbagai negara dan organisasi internasional.

Presiden Palestina, Mahmoud Abbas menyambut baik perjanjian gencatan senjata kemanusiaan dan menghargai upaya yang telah dilakukan Qatar-Mesir. Ia menyerukan, untuk penghentian secara komprehensif agresi Israel terhadap rakyat Palestina dan masuknya bantuan kemanusiaan. 

Baca juga : Hamas: Kesepakatan Gencatan Senjata Dengan Israel Tinggal Selangkah Lagi

"Kami menyerukan penerapan solusi politik yang lebih luas berdasarkan legitimasi dan hukum internasional, yang mengarah pada diakhirinya pendudukan dan tercapainya kebebasan, kemerdekaan, dan kedaulatan rakyat Palestina," kata Abbas dalam pernyataan yang disampaikan Sekretaris Jenderal Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Hussein Al-Sheikh. 

Presiden AS, Joe Biden menyampaikan, terima kasih kepada Syeikh Tamim bin Hamad Al-Thani dari Qatar dan Presiden Mesir Abdel-Fattah el-Sisi yang ikut turun tangan dalam kesepakatan ini. Ia berharap, kesepakatan ini dapat dilaksanakan secara keseluruhan. 

"Kesepakatan hari ini harus membawa pulang lebih banyak sandera Amerika, dan saya tidak akan berhenti sampai mereka semua dibebaskan," kata Biden. 

Meskipun gencatan senjata telah diumumkan, banyak yang mempertanyakan kestabilan kesepakatan ini mengingat sejarah konflik yang panjang. Para pemimpin internasional dan organisasi kemanusiaan menyambut positif kesepakatan ini sambil mengingatkan bahwa perdamaian jangka panjang memerlukan upaya yang berkelanjutan dari semua pihak terlibat. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.