Dark/Light Mode

Sekjen PBB Aktifkan Pasal "Keramat” 99

Israel Vs Hamas Dipaksa Gencatan Senjata Di Gaza

Jumat, 8 Desember 2023 04:41 WIB
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. (Foto UN/Jean Marc Ferre)
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. (Foto UN/Jean Marc Ferre)

RM.id  Rakyat Merdeka - Demi memaksa Dewan Keamanan (DK) PBB untuk bertindak terkait perang di Gaza, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres mengaktifkan pasal “keramat” 99 Piagam PBB. Langkah langka ini dilakukan, karena DK PBB hingga kini belum mengadopsi resolusi yang menyerukan gencatan senjata antara Israel, Hamas dan sekutu mereka.

Pasal 99 dari Bab XV Piagam Pendirian PBB tersebut hanya digunakan pimpinan PBB jika terjadi situasi yang benar-benar mengancam perdamaian dunia secara keseluruhan. Penggunaan pasal itu merupakan langkah diplomatik terakhir yang bisa dilakukan PBB, untuk menghentikan perang.

Terakhir, pasal 99 dipakai pada 1980 untuk konflik di Lebanon. Dianggap sebagai superbody, DK PBB yang punya 15 anggota, bertugas menjaga perdamaian dan keamanan internasional.

Dalam sebuah surat kepada Presiden DK PBB Jose Javier de la Gasca Lopez Dominguez, Guterres mengaktifkan tanggung jawab ini, dengan mengatakan ia meyakini, situasi di Israel dan Palestina dapat memperburuk perdamaian dan keamanan internasional.

“Saya untuk pertama kalinya mengaktifkan pasal 99 Piagam PBB, sebagai Sekretaris Jenderal,” tulisnya di media sosial X.

Baca juga : Israel Kesetanan

Guterres yang terus mendesak gencatan kemanusiaan secepatnya sejak 18 Oktober lalu, menggambarkan penderitaan yang mengerikan di Israel dan wilayah Palestina. Guterres juga mengatakan, aksi Israel di Gaza selama lebih dari delapan pekan ini telah membuat warga sipil di Jalur Gaza menghadapi bahaya besar.

“Di tengah pemboman terus-menerus yang dilakukan tentara Israel, dan tanpa tempat berlindung atau hal-hal penting untuk bertahan hidup, saya memperkirakan ketertiban umum akan segera rusak karena kondisi menyedihkan ini,” tulis Guterres, seperti dikutip laman resmi PBB, Kamis (7/12/2023).

“Saya mendesak DK membantu mencegah bencana kemanusiaan dan menyerukan gencatan senjata kemanusiaan diumumkan,” tambahnya.

Korban Tewas Terus Berjatuhan Di Gaza

Perdana Menteri Portugal era 1995-2002 itu menulis, lebih dari 16.000 orang dilaporkan tewas, dengan lebih dari 40 persen di antaranya anak-anak. Sekitar 80 persen populasi Gaza juga telah dipindahkan secara paksa ke daerah-daerah padat.

Jutaan orang, lanjut Guterres, juga mencari perlindungan di Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) hingga membuat kondisi yang penuh sesak, tidak bermartabat, dan tidak higienis. Lebih dari itu, sistem perawatan kesehatan di Gaza juga runtuh, dengan rumah sakit yang kini berubah menjadi medan perang.

Baca juga : Israel-Hamas Kasih Sinyal Gencatan Senjata Mau Diperpanjang

Dengan keadaan ini, Guterres pun menyebut akan ada lebih banyak orang yang meninggal dunia akibat tak mendapatkan obat dan perlindungan. “Situasi yang lebih buruk bisa terjadi, termasuk penyakit epidemi dan meningkatnya tekanan untuk melakukan pengungsian massal ke negara-negara tetangga,” bunyi pernyataan Guterres.

Dia menggarisbawahi Resolusi 2712 (2023) DK PBB yang menyerukan peningkatan penyediaan pasokan bantuan kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan dasar warga sipil, terutama anak-anak.

Namun, Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen memprotes langkah Guterres. Cohen menuding, masa jabatan Sekjen PBB Antonio Guterres membahayakan perdamaian.

“Permintaannya mengaktifkan Pasal 99 dan seruan gencatan senjata di Gaza merupakan dukungan terhadap organisasi teroris Hamas,” tulis Cohen di X.

Israel mencatat rekor telah menewaskan 100 warga Palestina dalam 24 jam saja, Rabu (6/12/2023). Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa serangan udara dan artileri Israel di kamp pengungsi Jabalia di utara Gaza mengakibatkan sedikitnya 60 orang tewas dan puluhan lainnya terluka.

Baca juga : Israel-Hamas Gencatan Senjata 4 Hari, Dunia Ikut Senang

Kementerian itu menuduh militer Israel telah mengebom sekolah Palestina, yang menampung para pengungsi di sebelah barat kamp pengungsian, dan sebuah kawasan permukiman di dalam kamp tersebut.

Sedikitnya 40 orang lainnya tewas dalam serangan Israel di berbagai daerah di Jalur Gaza, termasuk di rumah-rumah di Kota Khan Younis, Gaza, dan kamp pengungsi Nuseirat.

Sumber-sumber keamanan Palestina mengatakan kepada media China, Xinhua, pengeboman Israel meningkat dalam beberapa jam terakhir dari udara, darat dan laut, terutama di wilayah timur Kota Gaza, kamp pengungsi Jabalia, dan daerah-daerah di sebelah timur Khan Younis. Pada saat yang sama, puluhan ribu pengungsi tiba di Rafah, ujung barat daya Jalur Gaza.

Sebagian besar pengungsi yang baru tiba tersebut harus tinggal di jalanan, karena tempat penampungan di seluruh kota itu jauh melebihi kapasitasnya, kata Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA). Dan sejauh ini, 1,9 juta orang di Gaza, atau sekitar 85 persen dari total populasi, berstatus pengungsi internal. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.