Dark/Light Mode

Alhamdulillah, Jepang Dukung 24 Proyek Transisi Energi Di Indonesia

Senin, 18 Desember 2023 21:07 WIB
Presiden Jokowi (kedua kiri) berjabat tangan dengan PM Jepang Fumio Kishida, usai KTT AZEC di Tokyo, Senin (18/10/2023). (Foto: Biro Pers Setpres)
Presiden Jokowi (kedua kiri) berjabat tangan dengan PM Jepang Fumio Kishida, usai KTT AZEC di Tokyo, Senin (18/10/2023). (Foto: Biro Pers Setpres)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi memastikan, Indonesia mendapatkan dukungan Jepang di 24 proyek transisi energi.

24 proyek transisi energi yang melibatkan perusahaan Indonesia dan perusahaan Jepang, merupakan bagian dari 69 kerja sama transisi energi, yang disepakati dalam kerangka Asia Zero Emission Community (AZEC).

"Sebagai deliverables, terdapat 69 kerja sama transisi energi dalam kerangka AZEC. Sebanyak 24 di antaranya, merupakan proyek transisi energi untuk Indonesia," kata Retno dalam pernyataanya, usai KTT AZEC di Tokyo, Jepang, Senin (18/12/2023).

Baca juga : SDE Pelopori Tambang Batubara Teknologi Tinggi Bawah Tanah Di Indonesia

Proyek transisi energi yang mendapat dukungan Jepang antara lain mencakup proyek dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Energy Trading Co Ltd, PT Pupuk Indonesia, dan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN).

Bidang kerja sama yang di-cover 24 MoU Indonesia-Jepang antara lain meliputi pelatihan untuk mempromosikan transisi energi, waste to energy, dekarbonisasi, pengembangan transmisi listrik, geothermal, dan green ammonia.

AZEC merupakan platform kerja sama untuk mendorong pencapaian emisi nol bersih di kawasan. Dalam platform ini, Indonesia bertindak sebagai co-initiator bersama Jepang.

Baca juga : Jokowi: Transisi Energi Di ASEAN Butuh Pendanaan Inovatif

Selain Indonesia dan Jepang, AZEC juga menaungi Australia, Brunei Darussalam, Filipina, Kamboja, Laos, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

KTT AZEC pada 18 Desember 2023 menghasilkan Leaders’ Joint Statement, atau pernyataan bersama yang meneguhkan komitmen para pemimpin terkait iklim. Antara lain terkait Paris Agreement, seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan ketahanan energi. Serta keperluan pendekatan yang dibuat secara tailor-made menuju dekarbonisasi.

Joint Statement tersebut juga meliputi pengakuan berbagai macam teknologi dan inovasi untuk mempercepat transisi energi. Termasuk melalui CCS dan CCUS, pemanfaatan LNG sebagai transition fuel, promosi elektrifikasi, dan dekarbonisasi sektor transportasi.

Baca juga : Wuling Gandeng Telkomsel Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik Indonesia

Para pemimpin negara juga menggarisbawahi pentingnya scale-up atau peningkatan pendanaan transisi melalui AZEC. Termasuk, melalui promosi implementasi perdagangan karbon di kawasan.

"Kesepakatan yang dicapai dalam KTT AZEC,  telah mengakomodir suara Indonesia yang terus mendorong pengakuan berbagai pathways dan teknologi menuju transisi energi, secara konsisten," tutur Retno.

KTT AZEC dihadiri Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida, PM Singapura Lee Hsien Loong, dan sejumlah pemimpin negara ASEAN lainnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.